AKUNTANSI
MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
A. PENDAHULUAN
Peran utama akuntansi
manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi akuntansi yang akan
digunakan oleh manajer sektor publik dalam melakukan fungsi perencanaan dan
pengendalian organisasi. Informasi akuntansi diberikan sebagai alat atau sarana
untuk membantu manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai.
Akuntansi manajemen merupakan
bagian dari suatu sistem pengendalian manajemen yang integral. Institute of Management Accountants (1981) mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan,
pengintepretasian, dan pengkomunikasian informasi finansial yang digunakan oleh
manajemen perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasi serta untuk
menjamin bahwa sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel.
Statements on Management Accounting 1A tentang definisi akuntansi manajemen, dipaparkan
sebagai berikut:
“The
Process of identification, measurement, accumulation, analysis, preparation,
interpretation, and communication of financial information used by management
to plan, evaluate, and control within an organization and to assure appropriate
use of and accountability for its resources.”
Chartered Institute of
Management Accountants (1994) dalam Jones dan Pandlebury (1996) membuat
definisi yang lebih luas daripada definisi yang dikeluarkan oleh Institute of Management Accountants, terutama dalam hal luas informasi yang diberikan.
Chartered Institute of Management
Accountants mendefinisikan akuntansi
manajemen sebagai suatu bagian integral dari manajemen yang terkait dengan pengidentifikasian,
penyajian, dan pengintepretasian informasi yang digunakan untuk:
- Perumusan strategi
- Perencanaan dan pengendalian aktivitas
- Pengambilan keputusan
- Pengoptimalan penggunaan sumber daya
- Pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihak luar organisasi
- Pengungkapan kepada karyawan
- Perlindungan asset
Pada dasarnya prinsip akuntansi manajemen sektor publik tidak
banyak berbeda dengan prinsip akuntansi manajemen yang diterapkan pada sektor
swasta. Akan tetapi, harus diingat bahwa sektor publik memiliki perbedaan sifat
dan karakterisitik dengan sektor swasta, sehingga penerapan teknik akuntansi
manajemen sektor swasta tidak dapat diadopsi secara langsung tanpa modifikasi.
B. AKUNTANSI SEBAGAI ALAT
PERENCANAAN ORGANISASI
Perencanaan merupakan cara organisasi menetapkan tujuan dan
sasaran organisasi. Perencanaan meliputi aktivitas yang sifanya strategic,
taktis dan melibatkan aspek operasional. Dalam hal perencanaan organisasi,
akuntansi manajemen berperan dalam pemberian informasi historis dan prospektif
untuk memfasilitasi perencanaan. Proses perencanaan juga melibatkan aspek
perilaku yaitu partisipasi dalam pengembangan system perencanaan, penetapan
tujuan dan pemilihan alat yang paling tepat untuk memonitor perkembangan pencapaian
tujuan.
Perencanaan organisasi sangat penting dilakukan untuk
mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang. Bagi tiap-tiap jenis
organisasi, system perencanaan berbeda-beda tergantung pada tingkat ketidak
pastian dan kestabilan lingkungan yang mempengaruhi. Semakin tinggi tingkat
ketidak pastian dan ketidakstabilan lingkungan yang dihadapi organisasi, maka
diperlukan system perencanaan yang semakin kompleks dan canggih.
Dalam organisasi sektor publik, lingkungan yang mempengaruhi
sangat heterogen. Faktor politik dan ekonomi sangat dominan dalam mempengaruhi
tingkat kestabilan organisasi. Informasi akuntansi diperlukan untuk membuat
prediksi-prediksi dan estimasi mengenai kejadian ekonomi yang akan datang
dikaitkan dengan keadaan ekonomi dan politik saat ini.
Sementara itu, tingkat ketidakpastian (turbulansi) yang
dihadapi sektor publik di masa-masa mendatang akan semakin tinggi. Hal ini
tidak terlepas dari pengaruh pesatnya teknologi informasi yang merambah ke
seluruh sector, termasuk sektor publik. Sebagai missal, perkembangan internet
menyebabkan munculnya gagasan dikembangkannya e-government. E-government
merupakan upaya untuk memperbaiki proses dan prosedur administrasi di
pemerintahan dengan menggunakan teknologi informasi (internet) agar memberikan
kemudahan dan kecepatan pelayanan kepada stakeholder-nya.
Selain itu, globalisasi juga turut menyumbang semakin
tingginya tingkat ketidakpastian. Dalam era globalisasi yang mana antara negara
satu dengan negara lainnya seolah-olah tanpa batas (borderless), maka peristiwa
di suatu negara akan dengan cepat mempengaruhi negara lain. Untuk itu,
akuntansi sebagai alat perencanaan memiliki peran yang sentral dalam menentukan
arah organisasi.
Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan pada dasarnya
dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
- Informasi sifatnya rutin ataukah ad hoc
- Informasi kuantitatif ataukah kualitatif
- Informasi disampaikan melalui saluran formal ataukah informal
Informasi yang sifatnya rutin diperlukan untuk perencanaan
yang regular, misalnya laporan keuangan bulanan, triwulan, semesteran atau
tahunan. Sementara itu, organisasi sector public seringkali menghadapi masalah
yang sifatnya temporer dan membutuhkan informasi yang segera. Untuk melakukan
perencanaan yang temporer, diperlukan informasi yang sifatnya ad hoc.
Informasi akuntansi untuk perencanaan dapat juga dibedakan
berdasarkan cara penyampaiannya. Apakah informasi akuntansi tersebut
disampaikan melalui mekanisme formal ataukah informal. Mekanisme formal
misalnya adalah melalui rapat-rapat dinas, rapat komisi dan sebagainya.
Pada organisasi sector public, saluran informasi lebih
banyak bersifat formal, sedangkan mekanisme informal relative jarang dilakukan.
Hal tersebut adalah karena adanya batasan transparansi dan akuntabilitas public
yang harus dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, sehingga perencanaan tidak
dapat dilakukan secara personal atau hanya melibatkan beberapa orang saja.
C. AKUNTANSI SEBAGAI ALAT
PENGENDALIAN ORGANISASI
Untuk menjamin bahwa strategi untuk mencapai tujuan
organisasi dijalankan secara ekonomis, efisien dan efektif, maka diperlukan
suatu system pengendalian yang efektif. Pola pengendalian organisasi
berbeda-beda tergantung pada jenis dan karakteristik organisasi. Organisasi
bisnis karena sifatnya yang berorientasi pada perolehan laba, maka alat
pengendaliannya lebih banyak bertumpu pada mekanisme negosiasi (negotiated
bargain), meskipun hal tersebut bervariasi untuk tiap organisasi dan tingkatan
manjemen. Sementara itu, organisasi sector public karena sifatnya yang tidak
mengejar laba serta adanya pengaruh politik yang besar, makan alat
pengendaliannya lebih banyak berupa peraturan birokrasi.
Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah
pengendalian. Informasi akuntansi merupakan alat pengendalian yang vital bagi
organisasi karena akuntansi memberikan informasi yang bersifat kuantitatif.
Informasi akuntansi umunya dinyatakan dalam bentuk ukuran financial, sehingga
memungkinkan untuk dilakukan pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit
organisasi yang pada akhirnya membentuk gambaran kinerja organisasi secara
keseluruhan. Lebih lanjut, informasi akuntansi memungkinkan bagi organisasi
untuk mengitegrasikan aktifitas organisasi.
Dalam memahami akuntansi sebagai alat pengendalian perlu dibedakan
penggunaan informasi akuntansi sebagai alat pengendalian keuangan (financial
control) dengan akuntansi sebagai alat pengendalian organisasi (organizational
control). Pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau system aliran
uang dalam organisasi, khususnya memastikan bahwa organisasi memiliki
likuiditas dan solvabilitas yang cukup baik.
Sementara itu, penegndalian organisasi adalah terkait dengan
pengintegrasian aktivitas fungsional kedalam system organisasi secara
keseluruhan. Pengendalian organisasi diperlukan untuk menjamin bahwa organisasi
tidak menyimpang dari tujuan dan strategi organisasi yang telah ditetapkan.
Pengendalian organisasi memerlukan informasi yang lebih luas dibandingkan
pengendalian keuangan.
Informasi yang dibutuhkan lebih kompleks tidak sekedar
informasi keuangan saja. Sebagai contoh dalam sebuah usulan investasi public,
informasi yang dibutuhkan untuk pengendalian keuangan adalah berupa prediksi
aliran kas dan profitabilitas dari investasi tersebut. Sementara itu, untuk
tujuan pengendalian organisasi di butuhkan informasi yang lebih luas meliputi
aspek ekonomi, social dan politik dari investasi yang diajukan.
D. PROSES PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN MANAJERIAL ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Perencanaan dan pengendalian pada dasarnya merupakan dua
sisi dari mata uang yang sama, sehingga keduanya harus dipertimbangkan secara
bersama-sama. Tanpa pengendalian, perencanaan tidak akan berarti karena tidak
ada tindak lanjut (follow-up) untuk mengidentifikasi apakah rencana organisasi
telah dicapai. Sebaliknya, tanpa ada perencanaan, maka pengendalian tidak akan
berarti karena tidak ada target atau rencana yang digunakan sebagai pembanding.
Perencanaan dan pengendalian merupakan suatu proses yang membentuk suatu
siklus, sehingga satu tahap akan terkait dengan tahap yang lain dan
terintegrasi dalam suatu organisasi. Jones and Pendlebury (1996) membagi proses
perencanaan dan pengendalian manajerial pada organisasi sector public menjadi
lima tahap, yaitu :
- Perencanaan tujuan dan sasaran dasar
- Perencanaan operasional
- Penganggaran
- Pengendalian dan pengukuran
- Pelaporan, analisis dan umpan balik.
E. PERAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Peran utama akuntansi
manajemen dalam organisasi sektor publik adalah memberikan informasi akuntansi
yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi perencanaan
dan pengendalian organisasi. Dalam organisasi sektor publik, perencanaan
dimulai sejak dilakukannya perencanaan stratejik, sedangkan pengendalian
dilakukan terhadap pengendalian tugas (task control). Peran akuntansi manajemen
dalam organisasi sektor publik meliputi:
- Perencanaan stratejik
- Pemberian informasi biaya
- Penilaian investasi
- Penganggaran
- Penentuan biaya pelayanan (cost of services) dan penentuan tariff pelayanan (charging for services)
- Penilaian kinerja
1. Perencanaan Strategik
Pada tahap perencanaan stratejik, manajemen
organisasi membuat alternatif-alternatif program yang dapat mendukung strategi
organisasi. Peran akuntansi manajemen adalah memberikan informasi untuk
menentukan berapa biaya program (cost of program) dan beberapa biaya suatu aktivitas (cost of
activity), sehingga berdasarkan informasi
akuntansi tersebut manajer dapat menentukan berapa anggaran yang dibutuhkan
dikaitkan dengan sumber daya yang dimiliki.
Akuntansi manajemen pada sektor publik
dihadapkan pada tiga permasalahan utama yaitu efisiensi biaya, kualitas produk,
dan pelayanan (cost, quality and services). Untuk dapat menghasilkan kualitas pelayanan publik yang tinggi dengan
biaya yang murah, pemerintah harus mengadopsi sistem informasi akuntansi
manajemen yang modern. Namun tetap, terdapat sedikit perbedaan antara sektor
swasta dengan sektor publik dalam hal penentuan biaya produk/pelayanan (product
costing). Hal tersebut disebabkan sebagian
besar biaya pada sektor swasta cenderung merupakan engineered cost
yang memiliki hubungan secara langsung dengan
output yang dihasilkan, sementara biaya pada sektor publik sebagian besar
merupakan discretionary cost yang
ditetapkan di awal periode anggaran dan sering tidak memiliki hubungan langsung
antara aktivitas yang dilakukan dengan output yang dihasilkan. Kebanyakan
output yang dihasilkan di sektor publik merupakan intangible output yang sulit
diukur.
2. Pemberian informasi biaya
Biaya (cost) dalam
akuntansi sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
·
Biaya
Input: Biaya input adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan
pelayanan. Biaya input bisa berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
·
Biaya
output: Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk
hingga sampai ke tangan pelanggan. Pada organisasi sektor publik output diukur
dengan berbagai cara tergantung pada pelayanan yang dihasilkan.
·
Biaya
proses: Biaya proses dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi. Biaya
diukur dengan mempertimbangkan fungsi organisasi.
- Penilaian investasi
Penilaian investasi di sektor publik pada
dasarnya lebih rumit dibandingkan dengan di sektor swasta. Teknik-teknik
penilaian investasi yang digunakan di sektor swasta didesain untuk organisasi
yang berorientasi pada laba. Sementara organisasi publik merupakan organisasi
yang tidak berorientasi pada laba, sehingga terkadang teknik-teknik tersebut
tidak dapat diterapkan untuk sektor publik. Di samping itu sulit untuk mengukur
output yang dihasilkan, sehingga untuk menentukan keuntungan di masa depan
dalam ukuran finansial(expected return) tidak dapat (sulit) dilakukan.
Penilaian investasi dalam organisasi publik
dilakukan dengan menggunakan analisis biaya-manfaat (cost-benefit
analysis). Dalam praktiknya, terdapat
kesulitan dalam menentukan biaya dan manfaat dari suatu investasi yang
dilakukan. Hal tersebut karena biaya dan manfaat yang harus dianalisis tidak
hanya dilihat dari sisi finansialnya saja akan tetapi harus mencakup biaya
sosial(social cost) dan manfaat
sosial (social benefits) yang akan
diperoleh dari investasi yang diajukan.
Menentukan biaya sosial dan manfaat sosial
dalam satuan moneter sangat sulit dilakukan. Oleh karena itu, penilaian
investasi dengan menggunakan analisis biaya-manfaat di sektor publik sulit
dilaksanakan. Untuk memudahkan, dapat digunakan analisis efektifitas biaya(cost-effectiveness
analysis).
4. Penganggaran
Akuntansi manajemen berperan untuk
memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang efektif. Terkait dengan tiga
fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya publik, alat
distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi manajemen merupakan alat yang vital
untuk proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana publik secara
ekonomis, efisien, efektif, adil dan merata.
5. Penentuan biaya pelayanan (cost of
services) dan penentuan tarif pelayanan (charging for services)
Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan
berapa biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa
tarif yang akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan publik, termasuk
menghitung subsidi yang diberikan. Tuntutan agar pemerintah meningkatkan mutu
pelayanan dan keluhan masyarakat akan besarnya biaya pelayanan merupakan suatu
indikasi perlunya perbaikan sistem akuntansi manajemen di sektor publik.
Masyarakat menghendaki pemerintah memberikan pelayanan yang cepat, berkualitas,
dan murah. Pemerintah yang berorientasi pada pelayanan publik harus merespon
keluhan, tuntutan dan keinginan masyarakat tersebut agar kualitas hidup
masyarakat menjadi semakin baik dan kesejahteraan masyarakat meningkat.
6. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian dari sitem
pengendalian. Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi
dan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam
tahap penilaian kinerja, akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan indikator
kinerja kunci (key performance indicator) dan satuan ukur untuk masing-masing
aktivitas yang dilakukan.
F. STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
I. Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Organisasi memerlukan sistem pengendalian
manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara
efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Pengendalian
manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu:
(1) perencanaan,
(2) koordinasi antar
berbagai bagian dalam organisasi,
(3) komunikasi informasi,
(4) pengambilan keputusan,
(5) memotivasi orang-orang
dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi,
(6) pengendalian, dan
(7) penilaian kinerja.
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
berfokus bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Sistem pengendalian manajemen
tersebut harus didukung dengan perangkat yang lain berupa struktur organisasi
yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan, manajemen sumber
daya manusia, dan lingkungan yang mendukung.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain
sistem pengendalian manajemen, karena sistem pengendalian manajemen berfokus
pada unit-unit organisasi sebagai pusat pertanggungjawaban. Pusat-pusat
pertanggungjawaban tersebut merupakan basis perencanaan, pengendalian, dan
penilaian kerja.
II. TIPE PENGENDALIAN MANAJEMEN
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan
menjadi tiga kelompok, yaitu:
- Pengendalian preventif (preventive control). Pada tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
- Pengendalian operasional (operational control). Pada tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran.
- pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.
III. STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk
struktur pusat pertanggungjawaban (responsibility centers).
Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
- Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya:
- Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
- Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;
- Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat;
- Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;
- Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien; dan
- Sebagai alat pengendalian anggaran.
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban
adalah untuk menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input yang
digunakan dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input
diukur dengan jumlah sumber daya yang digunkan, sedangkan output diukur dengan
jumlah produk/output yang dihasilkan.
Ø Pusat-pusat pertanggungjawaban
Pada dasarnya pusat pertanggungjawaban terdapat
empat jenis, yaitu:
Ø Pusat biaya (expense center)
o Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya dinilai berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan.
Ø Pusat pendapatan (revenue center)
o Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban
yang prestasinya dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan.
Ø Pusat laba (profit center)
o Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang
menandingkan input (expense)
dengan output (revenue) dalam satuan moneter.
Ø Pusat investasi (investment center)
o Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban
yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan
dengan investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya.
Pengendalian manajemen berfokus pada pusat
pertanggungjawaban, karena pusat pertanggungjawaban merupakan alat untuk
melaksanakan strategi dan program-program yang telah diseleksi melalui proses
perencanaan strategik.
Manajer pusat pertanggungjawaban, sebagai budget holder, memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan anggaran.
Pusat pertanggungjawaban memperoleh sumber daya input berupa tenaga kerja,
material, dan sebagainya yang dengan input tersebut diharapkan dapat
menghasilkan output dalam bentuk barang atau pelayanan pada tingkat kuantitas
dan kualitas tertentu.
Pengendalian anggaran meliputi pengukuran
terhadap output dan belanja yang riil dilakukan dibandingkan dengan anggaran.
Adanya perbedaan atau varians antara hasil yang dicapai dengan yang dianggarkan
kemudian dianalisis untuk diketahui penyebabnya dan dicari siapa yang
bertanggungjawab atas terjadinya varians tersebut, sehingga dapat segera
dilakukan tindakan korektif.
Tiap-tiap pusat pertanggungjawaban bertugas untuk
melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan penggabungan program-program
dari tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tersebut seharusnya mendukung program
pusat pertanggungjawaban pada level yang tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan
umum organisasi dapat tercapai.
Setiap jenis pusat pertanggungjawaban membutuhkan
data mengenai belanja (pengeluaran) yang telah dilakukan dan output yang
dihasilkan selama anggaran. Laporan kinerja disiapkan dan dikirimkan ke semua
level manajemen unutk dievaluasi kinerjanya, yaitu dibandingkan antara hasil
yang telah dicapai dengan anggaran.
Pusat pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai
jembatan untuk dilakukannya bottom-up budgeting atau participative budgeting. Karena pusat pertanggungjawaban mengemban fungsi
sebagai budget holder, maka proses
penyiapan dan pengendalian anggaran harus menjadi fokus perhatian manajer pusat
pertanggungjawaban. Keberdaan departemen anggaran dan komite anggaran pada
pusat pertanggungjawaban sangat perlu untuk membantu terciptanya anggaran yang
efektif.
Pusat pertanggungjawaban merupakan alat yang
sangat vital untuk pelaksanaan dan pengendalian anggaran. Selain itu, pusat
pertanggungjawaban merupakan basis pengukuran kinerja, yaitu pembandingan
antara apa yang telah dicapai oleh unit organisasi dengan anggaran yang telah
ditetapkan.
IV. PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
Proses pengendalian manajemen pada organisasi
sektor publik dapat dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi formal
maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri dari aktivitas formal dalam
organisasi yang meliputi:
(1) perumusan strategi (strategy formulation),
(2) perencanaan strategik (strategic planning),
(3) penganggaran,
(4) operasional (pelaksanaan anggaran), dan
(5) evaluasi kinerja.
Saluran komunikasi informal dapat dilakukan
melalui komunikasi langsung, pertemuan informal, diskusi, atau melalui metoda management by
walking around.Sistem pengendalian manajemen
hendaknya dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan adanya goal
congruence, yaitu keselarasan antara tujuan
organisasi dengan tujuan personal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu
faktor pengendalian formal dan faktor informal. Faktor pengendalian formal
misalnya adalah sistem pengendalian manajemen, sistem aturan (rules
of the game), dan reward & punishment
system. Sementara itu, faktor informal
terdiri atas faktor eksternal dan internal. Faktor pengendalian informal yang
bersifat eksternal, misalnya etos kerja dan loyalitas karyawan, sedangkan yang
bersifat internal misalnya: kultur organisasi (organitation culture), gaya manajemen (management style), dan gaya komunikasi(communication style).
ü Perumusan strategi (Strategy Formulation)
Perumusan strategi adalah proses penentuan visi,
misi, tujuan, sasaran, target (outcome), arah
dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas
dan tanggung jawab manajemen puncak (top management).
Perumusan strategi dapat bersifat tidak sistematis dan tidak harus kaku.
Perumusan strategi yang dihasilkan dari proses
perumusan srategi merupakan strategi global (makro) atau dalam perusahaan
disebut corporate level strategy.
Strategi makro tersebut kemudian dijabarkan (break down) menjadi strategi lebih mikro dalam bentuk
program-program, kegiatan, atau proyek.
Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan
kemudahan dalam mencapai tujuan organisasi. Salah satu metode penentuan
strategi adalah dengan menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat). Analisis SWOT
dikembangkan dengan menganalisis faktor internal oragnisasi yang menjadi
kekuatan dan kelemahan organisasi (care competence) dan memperhitungkan faktor eksternal berupa ancaman
dan peluang. Berdasarkan analisis SWOT tersebut, organisasi dapat menentukan
strategi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.
Olsen dan Eadie (1982) menyatakan bahwa proses
perumusan strategi terdiri atas lima komponen dasar, yaitu:
- Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekuitf organisasi dan memberikan rerangka pengembangan strategi serta target yang akan dicapai.
- Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran (assessment) faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi.
- Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategik.
- Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi.
- Implementasi dan pengendalian rencana strategik.
Sementara itu Bryson (1995) membuat model delapan
langkah untuk memfasilitasi proses perumusan strategi, yaitu:
- Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategik.
- Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi.
- Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi.
- Menilai lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)
- Menilai lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)
ü Perencanaan Strategik (Strategic Planning)
Sistem pengendalian manajemen diawali dari
perencanaan strategik (strategic plannig).
Perencanaan strategik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau
proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah
alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan.
Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah
perumusan strategi merupakan proses untuk menentukan strategi, sedangkan
perencanaan strategik adalahproses menentukan bagaimana mengimplementasikan
strategi tersebut. Hasil perencanaan strategik berupa rencana-rencana
strategik. Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan strategi dalam
bentuk program-program.
ü Manfaat perencanaan strategik bagi organisasi
o Perencanaan strategik sangat penting bagi
organisasi. Manfaat perencanaan strategik bagi organisasi, antara lain:
o Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya
anggaran yang efektf,
o Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada
pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan,
o Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya
alokasi sumber daya yang optimal (efektf dan efisien),
o Sebagai rerangka untuk pelaksanaan tindakan
jangka pendek (short term action),
o Sebagai sarana bagi manajemen untuk dapat
memahami strategi organisasi secara lebih jelas, dan
o Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif
strategi.
o Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk
meningkatkan komunikasi antara manajer puncak dengan manajer level bawahnya.
Adanya komunikasi ini akan memungkinkan terjadi persetujuan antara manajer
puncak dengan manajer level bawah mengenai strategi terbaik untuk mencapai
tujuan organisasi yang ditetapkan. Hal ini akan mendorong terwujudnya goal congruence.
ü Mengubah Perencanaan Strategik Menjadi Tindakan Nyata
o
Perencanaan
strategik bukan merupakan hasil akhir yang final. Perencanaan strategik perlu
ditranslasikan dalam bentuk tindakan-tindakan konkrit. Maka dari itu,
perencanaan strategik harus didukung oleh hal-hal berikut:
Struktur
pendukun, baik secara majerial maupun political will;
Proses
dan praktik implementasi di lapangan; dan
Kultur
organisasi.
o Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung
pelaksanaan strategi. Oleh karena itu, perlu dilakukan restrukturisasi dan
reoragnisasi (institutional reform) agar selaras dengan strategi
dan desain sistem pengendalian manajemen. Restrukturisasi tersebut didasarkan
pada prinsip:
ü Perubahan struktur organisasi hendaknya dapat
meningkatkan kapasitas untuk mencapai strategi yang efektif.
ü Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk
melaksanakan strategi dan arahan kebijakan hingga level bawah.
ü Dewan bertanggung jawab secara kolektif untuk
merencanakan strategi, kebijakan dan otorisasi alokasi sumber daya, dan menilai
kinerja manajemen (eksekutif).
o Perencanaan strategik tidak akan efektif jika
prosedur dan sistem pengendalian tidak sesuai dengan strategi. Harus ada kejelasan
wewenang dan tanggung jawab, pendelegasian wewenang dan tugas. Selain itu harus
didukung dengan adanya regulasi keuangan, pengendalian personel, dan manajemen
kompensasi yang jelas dan fair.
ü Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian
manajemen sektor publik merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada
organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan
penganggaran pada sektor swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah adanya
pengaruh politk dalam proses penganggaran.
ü Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses
pengendalian manajemen, yang merupakan bagian dari proses pengendalian
manajemen yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian
manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan
mekanisme reward & punishment. Sistem pemberian penghargaan (rewards) dan hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian
strategi.Pemberiam Imbalan (reward) dapat berupa financial dan non-financial
seperti pshycological rewad dan social reward.
REF
:
No comments:
Post a Comment