Mimpi di Bawah
Pohon
Di dalam hiruk pikuknya kehidupan
pasti semua orang memiliki masalah atau problem, tanpa terkecuali semua orang
pasti mengalaminya mulai dari orang dewasa, anak kecil, dan remaja. Sebut saja
namanya Asfikri, orang-orang disekelilingnya memanggilnya Fikri. Fikri adalah
bocah laki-laki yang berusia 13 tahun, yang terlahir dengan kurang sempurna.
Dia memiliki kekurangan yaitu keterbelakangan mental atau istilahnya austis.
Tetapi selain memilki kekurangan dia juga memilki kelebihan yang belum orang
lain punya, yaitu adalah semangat yang sangat tinggi dalam hidupnya. Fikri yang
hidup dengan kekurangannya, dilahirkan didalam keluarga yang memiliki finansial
menengah kebawah. Dia memilki keluarga yang penuh dengan masalah dan keluarga
yang dikatakan sangat-sangat carut marut. Ayahnya yang seorang pengangguran
sering mabuk-mabukan dan mencopet,
ibunya yang seorang buruh cuci dan pencari barang-barang bekas atau rongsokan
ditempat pembuangan sampah. Fikri juga memilki seorang kakak laki-laki yang
entah di mana keberadaannya, sudah hampir 3 tahun lebih pergi meninggalkan
rumah dan belum pulang-pulang. Kabar terakhir ada seorang pencopet yang dihajar
masa sampai tewas, ciri-ciri pencopet itu mirip dengan kakak fikri. Tetapi
wajahnya sudah hancur akibat pukulan dan hantaman benda-benda tumpul, sehingga
susah untuk dikenali bahkan tidak ada identitas yang ditemukan.
Suatu hari Fikri sedang berlari-lari
sendirian sambil mengejar seekor ayam milik tetangganya. Sambil tertawa gembira
ia terus mengejar ayam tetangganya itu. Kemanapun ayam itu kabur Fikri akan
selalu mengejar, bahkan saat ayam iu masuk ke arah hutan Fikri masih terus
mengejar. Hingga sampai Fikri kehilangan jejak sang ayam karena rimbunnya
pepohonan. Dan saat melihat sekelilingnya Fikri merasa kebingungan , karena ia
tidak mengenal tempat ia berdiri.
Akhirnya ia pun mencoba untuk
kembali ke jalan saat dia datang tadi. Tetapi Fikri menjadi tambah bingung
karena ia tidak tahu jalan mana yang ia lewati saat datang tadi. Lalu Fikripun
berjalan kesana-kemari sambil menangis. Hingga ia pun sampai di pinggir telaga
yang indah sekali. Tangisannya berhenti seketika menjadi rasa takjub yang
muncul pada raut wajahnnya. Ia merasa sangat senang sekali, ia melompat lompat
dengan kegirangan. Setelah beberapa lama, dia pun terdiam dan mulai merasa
bingung, ia merasa kenapa dia melompat-lompat. Lalu akhirnya dia menghampiri
pohon besar yang berada di pinggir telaga. Fikri akhirnya duduk dan bersandar
di bawah pohon, selang beberapa detik dia mulai tertidur. Di dalam tidurnya
semua petualangannya baru dimulai.
Di dalam mimpinya Fikri bermimpi
sesuatu yang sangat luar biasa. Sesuatu yang tidak mungkin ia bayangkan,
sesuatu yang menurutnya hal yang mustahil. Tiba-tiba Fikri berada di dalam
sebuah acara kuis di televisi. Yaitu acara cerdas cermat SMP tingkat Nasional.
Fikri menjadi salah satu peserta dalam acara tersebut. Dia berperan sebagai
perwakilan dari SMP tempat ia berasal. Acara ini dihadiri oleh Presiden
Republik Indonesia dan Menteri Pendidikan Indonesia. Acara ini sepertinya
hampir mencapai puncaknya karena dari 3 peserta yang ada dalam kuis tersebut
point yang didapatkan Fikri paling sedikit yaitu 5 point, 2 peserta yang lain
mendapatkan masing-masing 20 dan 25 point. Tetapi Fikri mulai tersenyum karena
dia merasakan menjadi orang normal bahkan merasa memiliki kecerdasan yang di
atas rata-rata. Fikri sebenarnya tahu kalau dia ada di alam mimpinya, tetapi
dia akan mencoba menikmati dan menjalani mimpi yang sedang dia alami.
Pembawa acara akan memberikan soal
yang terakhir yang bernilai 25 point kalau berhasil menjawab. Kesempatan
terakhir bagi Fikri untuk mendapatkan hadiah utama yaitu uang senilai 1.000.000.000
rupiah. Dalam pertanyaan terakhir ini, yang akan dibacakan pembawa acara
memilki perbedaan dengan soal-soal sebelumnya. Karena dalam pertanyaan terakhir
ini ketiga peserta masing-masing harus menjawab menurut pendapat mereka
sendiri-sendiri. Soal yang terakhir ini cukup sulit untuk dijawab oleh
orang-orang biasa. Soal ini harus dijawab dengan pemikiran yang logika dan
dengan pengalaman yang didapatkan peserta sendiri. Inilah pertanyaan yang
dibacakan oleh pembawa acara “Kalau kalian menjadi orang yang memiliki
kekurangan yaitu keterbelakangan mental, apa yang kalian lakukan untuk
membahagiakan orang tua kalian?”.
Semua peserta tercengang dan terdiam
mendengar pertanyaan terakhir, karena pertanyaan yang seperti itu tidak pernah
terlintas sedikitpun dari benak semua para peserta. Tetapi berbeda dengan
peserta yang lainnya, Fikri tersenyum kecil dan dengan raut wajah bisa menjawab
dan sebenarnya dia tahu jawaban yang sesuai dengan soal tersebut. Pembawa acara
memberikan kesempatan kepada peserta pertama. Peserta pertama ini dengan wajah
yang cukup polos tetapi memilki sifat yang sedikit sombong, dia tertawa dan
menjawab dengan mudah soal yang terakhir. “Dengan berbakti dan menuruti
perintah orang tua”, kata peserta pertama. Penonton di studio tempat acara
cerdas cermat memberikan tepuk tangan yang cukup banyak.
Selanjutnya tiba giliran peserta
kedua, dia yang memakai kacamata seperti anak yang sangat pandai. Karena
perolehan point yang dia dapatkan paling tinggi dari peserta lain yaitu 25
point. Dia memiliki kesempatan memenangkan cerdas cermat walaupun dia gagal
menjawab apabila Fikri dan peserta pertama juga gagal menjawabnya dengan tepat.
Tidak terlalu berbeda jauh dengan jawaban peserta pertama, peserta kedua
menjawab,”berusaha dengan keras untuk wujudkan cita-cita dan patuh terhadap
orang tua”. Dengan karakter seperti orang yang pandai, jawabannya cukup masuk
akal dan penonton di studio memberikan tepuk tangan yang meriah.
Tiba saatnya kesempapatan Fikri
untuk mejawab pertanyaan pembawa acara. Suara di studio yang semula cukup gaduh
menjadi sangat sunyi dengan seketika hanya untuk medengar dan ingin mengetahui
jawaban dari seorang Fikri. Dengan menganbil nafas pendek Fikri menjawab dengan
panjang dan tidak lebar, “yang harus aku lakukan adalah apa yang seharusnya aku
lakukan, yaitu aku sebagai seorang anak harus berusaha membahagiakan orang tua
saya, selalu menuruti apa yang orang tua saya perintahkan. Kekurangan yang aku
miliki bukam sebuah halangan ataupun hambatan, aku berusaha untuk melupakan
kekuranganku demi untuk orang tuaku. Aku rela berkorban demi kebahagiaan orang
tuaku. Terimakasih”. Sentak semua penonton di studio tidak terkecuali Presiden
dan Mentri berdiri dan bertepuk tangan bersorak, sebagian dari penonton wanita
meneteskan air matanya karena merasa terharu oleh jawaban dari Fikri tersebut.
Kegaduhan terus berlanjut menyambut
pengumuman kepada siapakah hadiah senilai 1.000.000.000 rupiah akan di berikan.
Pembawa acara meminta penonton untuk menghentikan kegaduhan dan diam sebentar
untuk mendengar keputusan nilai total. Dibacakan mulai dari peserta pertama,
peserta pertama mendapatkan jumlah point 20, karena jawaban yang terakhir
kurang tepat. Peserta yang kedua mendapatkan total point 25 point, karena sama
seperti peserta pertama jawaban pertanyaan terakhir juga kurang tepat. Kemudian
peserta yang ketiga yaitu Fikri mendapatkan total point 30 point, karena dia
menjawab pertanyaan yang terakhir dengan cukup tepat. Dan otomatis yang keluar
menjadi juara cerdas cermat tingkat Nasional ini adalah Fikri. Fikri sangat
bahagia sekali nisa mendapatkan juara 1 dalam acara yang begitu besarnya ini.
Dan tiba waktunya Fikri untuk serah
terima hadiah yaitu uang tunai senilai 1.000.000.000 rupiah. Penyerahan uang
tersebut akan diserahkan oleh Presiden RI, Fikri pun naik panggung dan
bersalaman kepada Presiden dan menerima koper yang terdapat hadiah uang senilai
1.000.000.000 rupiah. Setelah Fikri mendapatakannya dia membawa koper tersebut
dan akan dibuka. Setelah dibuka isinya hanya ada selembar kertas yang terdapat
tulisan “Maaf ini hanya mimpi, mohon untuk bangun dari tidur Anda”. Akhirnya
Fikri terbangun dari tidurnya, dan dia baru sadar kalau dia tadi mengalami
mimpi yang sangat hebat. Sebuah pengalaman dalam dunia nyata yang sulit sekali
dia dapatkan. Walaupun semua itu hanya mimpi Fikri cukup senang dengan mimpi
indahnya tersebut.
Lalu tiba-tiba Fikri melihat ayam
kampung yang sebelumnya ia kejar tadi. Fikri yakin kalau mengejar ayam tersebut
tadi akan bisa keluar dari hutan. Kemudian Fikri mengejar lagi ayam kampung
tersebut, dikejar dan terus dikejar ayamnya. Tebakan Fikri benar, akhirnya dia
sampai pada perkampungan tempat ia tinggal lagi. Betapa panjang pengalaman dan
petualang Fikri hari itu, hari yang dimana tidak akan ia lupakan dan akan
menjadi semangatnya kedepan, karena orang cacat pun juga bisa. Fikri akan
berusaha walaupun dengan kekurangannya tidak akan menjadi peghalangannya.
By:
Ilham Irfan Fauzi (Hamtox)
Nama : Ilham Irfan Fauzi
Alamat : Desa Sobontor RT06/RW03, Kec. Karas, Kab.Magetan
kode pos (63395)
No HP : 085706762403
e-mail : ilham_irfan22@yahoo.co.id
no.Rek : 6356-01-002281-53-0
No comments:
Post a Comment