WAWANCARA DALAM LINGKUNGAN
BISNIS
A. WAWANCARA
SUATU KETERAMPILAN MANAJEMEN
Dalam menjalankan setiap kegiatan bisnis, para pelaku yang
ada di dalamnya tentunya akan selaku berhadapan dengan lawan bisnisnya. Pada
saat terjadi interaksi diantara mereka, sering kali kita jumpai mereka
melakukan semacam dialog, perundingan atau wawancara dalam memutuskan suatu
bisnis. Dalam organisasi teknik wawancara dapt dijumpai terutama pada kegiatan
sumber daya manusia, yang salah satu kegiatan didalamnya adalah melakukan
wawancara kerja.
Tujuan dilakukannya wawancara adalah untuk mengumpulkan data
atau informasi yang akan sangat berguna bagi kegiatan perusahaan. Pada kegiatan
pemasaran adanya bagian riset memungkinkan untuk memperoleh indfirmasi mengenai
konsumen, pasar produk yang sedang booming, kepuasan pelanggan, kelangsungan
produk dan sebagainya, yang kesemua itu dapat dilakukan dengan melakukan
wawancara dengan pihak terkait.
Dalam setiap kegiatan wawancara terdapat dua pihak yang
terlibat didalamnya yaitu pewawancara (interviewer)
dan yang diwawancarai (interviewee).
Pada komunikasi timbal balik Interviewer mempunyai peranan yang lebih
menentukan terhadap keberhasilan wawancara.
Tujuan bisnis dari kegiatan wawancara biasanya lebih
bersifat formal, jika dibandingkan hanya dengan sekedar bercakap-cakap saja.
Bagi seorang interviewer bisnis, ia harus memiliki prosedur tertentu dalam
melakukan wawancara antara lain pembukaan (opening),
inti wawancara (body), dan penutup (closing). Wawancara bisnis merupakan
keterampilan manajemen (management skill)
yang wajib dipelajari dan dilatih apabila seseorang ingin menjadi interviewer
yang profesional.
Wawancara bisnis yang dilakukan dapat dibagi ke dalam
beberapa sifat yang menyangkut interaksi antara pewawancara dan yang
diwawancarai, yaitu :
1.
Direktif
(perintah), dalam hal ini pewawancara menetapkan tujuan-tujuan situasi pada
awal interaksi.
Sehingga pewawancara memegang kendali sepenuhnya tas kegiatan wawancara
tersebut. Hal-hal yang menyangkut isi dari materi wawancara sepenuhnya berada
pada pihak pewawancara, serta pewawancara berhak menentukan kapan wawancara
tersebut mulai dan berakhir dengan membuat suatu kesimpulan (resume) dari
wawancara tersebut.
2. Non direktif
(nonperintah), dalam hal ini pewawancara membiarkan orang yang diwawancarai
mengendalikan tujuan, langkah dan masalah pokok suatu wawancara.
B. JENIS
WAWANCARA BISNIS
Wawancara yang dilakukan dalam kegiatan bisnis dapat
diketegorikan menjadi beberapa jenis wawancara, antara lain :
1.
Wawancara seleksi pelamar pekerjaan (personnel
selection interview)
Wawancara ini biasanya dilakukan oleh bagian dari organisasi khususnya
bagian sumber daya manusia dalam hal mencari atau melakukan perekrutan
karyawan. Dengan wawancara ini, pihak terkait akan memperoleh gambaran mengenai
kualitas dari calon pelamar pekerjaan yang nantinya diharapkan dapat berguna
bagi perusahaan.
2.
Wawancara evaluasi kinerja karyawan (performance
appraisal interview)
Wawancara
ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari proses penilaian atau evaluasi hasil
yang telah dikerjakan oleh karyawan. Wawancara ini biasanya dilakukan di
tiap-tiap bagian dalam suatu organisasi. Dengan wawancara seperti ini,
organisasi dapat mengetahui seberapa besar kinerja serta prospek dari karyawan
yang bersangkutan.
3.
Wawancara
pemberian nasehat (coucelling interview)
Wawancara ini biasanya dilakukan untuk
mencari solusi dari suatu permasalahan yang dihadapi oleh seseorang dengan cara
meminta bantuan kepada orang yang ahli di bidangnya (councelor/psikiater).
4.
Wawancara
peringatan (correction interview)
Wawancara yang dilakukan dengan tujuan yang
bersifat mengingatkan seseorang akan sesuatu hal, biasanya wawancara ini
terjadi diakibatkan adanya pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan yang
berlaku. Wawancara ini bertujan untuk membuat pihak-pihak yang diberi peringatan
dapat kembali menjalankan aktivitas sesuai dengan peraturan.
5.
Wawancara
untuk tujuan khusus (specific purpose interview)
Wawancara ini biasanya dilakukan pada
peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus seperti wawancara kenegaraan,
perundingan-perundingan khusus serta pembahasan masalah-masalah yang dianggap
khusus.
C. PENGUMPULAN INFORMASI MELALUI WAWANCARA
Tujuan dari setiap wawancara adalah
memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan, yang nantinya akan sangat
berguna untuk pengambilan keputusan. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila
wawancara yang dilakukan berpedoman pada
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1.
Menentukan tujuan wawancara
Setiap kegiatan
yang dilakukan sudah semestinya memiliki maksud dan tujuan, begitu pula halnya
dengan wawancara. Para pihak utama dalam proses wawanvara ini harus mampu
menentukan tujuan tersebut. Maksud dan tujuan wawancara di sesuaikan dengan
kondisi atau keadaan yang sedang dihadapi.
2.
Membaca dan
mengulas apa yang diketahui dan dipelajari mengenai suatu topik
Agar proses
wawancara memiliki makna dan arti penting, maka perlu diperhatikan mengenai
topik atau bahasan yang akan dijadikan pokok pembahasan dalam wawancara
tersebut. Wawancara yang tidak berisikan suatu topik uang jelas hanya akan
menjadi pembicaraan yang “ngalor ngidul”
tidak jelas maksud dan tujuannya.
3.
Menyeleksi sumber yang tepat
Setelah kita
menemukan bahan atau topik yang sesuai, langkah berikutnya adalah mencari
sumber atau referensi dari pokok bahasan tersebut. Untuk mendapatkan sumber
yang tepat dirasakan perlu menyeleksi beberapa alternatif sumber agar nantinya
menghasilkan nilai wawancara yang berbobot. Penyeleksian sumber ini dapat dilakukan
dengan mencari atau menentukan sumber-sumber yang dirasakan cocok sebagai bahan
acuan dalam wawancara.
4.
Membuat janji
Wawancara
biasanya melibatkan dua pihak, masing-masing pihak harus dapat memahami pihak
yang lain dan menyadari pentingnya wawancara dilakukan bagi mereka. Oleh karena
itu, perlu adanya kesepakatan dalam penentuan kapan wawancara dilakukan, dimana
tempat dilakukannya serta waktu pelaksanaan wawancara. Hal ini penting agar
nanti dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan kekecewaan di salah satu pihak
dikarenakan pihak yang lain tidak hadir pada saat wawancara dilakuan.
5.
Merencanakan bentuk pertanyaan
Untuk menggali
informasi dari yang diwawancarai, biasanya pihak pewawancara harus sudah
menyiapkan pertanyaan sedemikian rupa agar tujuan ter sebut dapat tercapai.
Bentuk pertanyaan yang diajukan disesuaikan dengan apa yang hendak diketahui
oleh pewawancara. Pertanyaan dapat bersifat umum sampai dengan pertanyaan yang
bersifat khusus.
6.
Membuat kesan yang positif
Selama wawancara
berlangsung pewawancara harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dan
bersahabat. Perlu dihindari suasana yang sifatnya kaku, agar yang diwawancarai
tidak merasa jenuh dan bosan. Usahakan menghindari memberikan pertanyaan yang
bersifat mendikte yang diwawancarai, karena hanya kan membuat orang yang
diwawancarai terpojok dan akan menjawab seadanya saja. Berikan pertanyaan yang
sifatnya menggali keterangan dari yang diwawancarai, biarkan orang yang
diwawancarai berekspresi dengan jawabann, juga jangan pernah membatasi jawaban
orang yang diwawancarai.
7.
Merencanakan perekaman/ mencatat
Agar pewawancara
memiliki gambaran tentang isi dari wawancara yang telah dilakukan, ada baiknya
dalam wawancara tersebit pewawancara mencatat hal-hal penting yang menjadi
jawaban orang yang diwawancara. Atau dapat juga dengan merekam hasil dari
wawancara tersebut untuk kemudian dilakukan proses penganalisaan hasilnya.
8.
Menutup wawancara
Setelah
dirasakan cukup memperoleh data-data atau informasi yang dibutuhkan,
pewawancara dapat segera menutup wawancara. Pada menutup wawancara tersebut
jangan lupa mengucapkan ucapan terimakasih kepada yang diwawancarai atas
kehadirannya melakukan wawancara, juga yang perlu diperhatikan adalah
memberikan menyampaikan harapan yang mungkin diinginkan oleh orang yang
diswawncarai.
9.
Melakukan evaluasi hasil wawancara
Tahap terakhir
dari wawancara adalah mengevaluasi hasil wawancara, hal ini merupakan bahan
perimbangan untuk menindak lanjuti (follow up) hasil dari wawancara serta
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
D. TEKNIK
MENGAJUKAN PERTANYAAN
Pertanyaan merupakan hal mendasar pada
sebagian besar wawancara, apakah itu pada saat memimpin survey, menyeleksi
pegawai, melakukan penjualan, atau mengumpulkan informasi untuk artikel surat
kabar.
Kunci
keterampilan komunikasi yang harus selaku dikembangkan adalah kemampuan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan secara efektif. Bentuk pertanyaan dalam wawancara, antara lain :
1.
Pertanyaan terbuka (open questions)
Pertanyaan ini akan memberikan kebebasan yang lebih banyak kepada yng
diwawancarai untuk menjawab pertanyaan, dan ruang lingkup pertanyaan ini juga
cukup luas. Orang yang diwawancarai diberikan kesempatan untuk menjawab
pertanyaan sesuai dengan persepsi dan informasi yang mereka miliki. Contoh dari
bentuk pertanyaan terbuka, yaitu :
a.
Ceritakanlah hal-hal yang menyangkut diri Anda
b.
Ceritakan apa yang Anda ketahui tentang perusahaan
kami
c.
Menurut Anda apa yang menjadi kelebihan dan
kekurangan dari diri Anda
d.
Apakah menurut Anda perusahaan kami akan menerima
Anda
e.
Apa yang menyebabkan Anda keluar dari perusahaan
Anda, dan sebagainya.
Pertanyaan model ini akan memberikan keleluasaan bagi yang diwawancari
dalam menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan keinginan dan pengetahuan yang
dimilikinya.
2.
Pertanyaan tertutup (closed questions)
Pertanyaan ini membatasi jawaban yang diberikan orang yang diwawancari.
Dengan pertanyaan tertutup arah jawaban berada dalam kendali pewawancara.
Biasanya bentuk pertanyaan seperti ini digunakan untuk memperoleh informasi
yang berdasarkan hasil questioner, angket ataupun survey. Contih dari
pertanyaan bentuk tertutup antara lain :
a.
Agar tugas ini berjalan dengan baik, sebaiknya Anda
memilih partner siapa? Rudi atau Anto?
b.
Apakah jumlah penghasilan Anda dibawah 2 juta atau
diatas 2 juta?
c.
Setujuhkah anda jika para karyawan diberikan
tambahan fasilitas, dan sebagainy?
3.
Pertanyaan yang Mengarah (leading
questions)
Pertanyaan semacam
ini mengandung jawaban yang diarahkan pada suatu maksud atau tujuan tertentu.
Pertanyaan ini terutama digunakan untuk menjajaki persamaan pendapat antara
pewawancara dengan yang diwawancarai tentang sesuatu hal. Pertanyaan ini juga
digunakan untuk menguji konsistensi jawaban yang duberikan sebelumnya. Berikut
ini contoh dari bentuk pertanyaan tersebut :
a.
Jadi Anda menginginkan atasan yang dapat memahami
diri Anda?
b.
Seperti kebanyakan orang kain, apakah Anda juga akan
menghimbau pemerintah untuk tidak korupsi ?
c.
Dari berbagai pilihan tersebut Anda menilai pilihan
yang pertama merupakan pilihan yang terbaik buat Anda? dan sebagainya
4.
Pertanyaan bermuatan (loaded questions)
Jawaban yang diinginkan pewawancara dengan pertanyaan bermuatan lebih
menjurus dibandingkan dengan pertanyaan mengarah. Pertanyaan ini biasanya
bersifat keras dan sensitif. Tujuan digunakannya pertanyaan ini untuk menguji
daya tahan orang yang diwawancara menghadapi berbagai macam tekanan mental.
Wawancara dengan menggunakan pertanyaan model ini lebih mirip interogasi.
Contoh dari bentuk pertanyaan tersebut antara lain :
a.
Apa saran Anda untuk memberantas praktek korupsi
yang telah banyak dilakukan oleh para pejabat kita
b.
apakah anda tetap merasa kesulitan untuk
menyesuiakan diri dengan kebiasaan sebagian besar rekan sejawat Anda, dan sebagainya.
5.
Pertanyaan lanjutan (mirror questions)
Pertanyaan lanjutan merupakan pertanyaan terhadap jawaban dari
pertanyaan sebelumya. Tujuannya adalah menggali lebih dalam informasi yang
telah diberikan orang yang diwawancarai. Contoh dari pertanyaan ini antara lain
:
Pewawancara : “Jadi anda Sudah merasa tidak berkenan
bekerja di
perusahaan tempat anda bekerja ?”
Yang
diwawancarai : “Sebenarnya saya tidak masalah bekerja di
perusahaan
saya, hanya pada saat pergantian supervisor bulan lalu,
suasana keja menjadi tidak baik.”
Pewawancara : “Ada apa dengan Supervisor yang baru itu ?”
Yang diwawancarai :
“ Dia suka memberi perintah yang sulit untuk dimengerti.”
E. KOMUNIKASI
WAWANCARA KERJA
Wawancara
dalam konteks wawanvara kerja merupakan salah satu cara yang sangat penting
bagi suatu perusahaan dalam menyaring jumlah pelamar yang ada. Kegiatan
wawancara kerja ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan dalam perekrutan
karyawan.
Dalam suatu penarikan tenaga kerja wawancara digunakan untuk menilai capability
calon pelamar dan merupakan bagian dari proses seleksi.
Pada proses
wawancara kerja ini bagi pihak yang diwawancarai harus mempersiapkan diri
sedemikian rupa terutama dalam hal kemampuan verbal dan nonverbal. Biasanya
aspek yang akan mendapatkan perhatian pada saat wawancara adalah aspek
kepribadian (personality aspect),
yang meliputi :
1.
Penampilan anda secara fisik 7. Tanggap dan
kerja sama
2.
Gerak-gerik dan sopan santun 8. Ekspresi
wajah
3.
Nada suara (tone
voice) 9. Kemampuan berkomunikasi
4.
Rasa percaya diri 10. Sikap terhadap pekerjaan
5.
Inisiatif 11. Selera humor
6.
Kebijaksanaan
Dengan
memperhatikan berbagai karakter diatas, pewawancara akan mendapatkan gambaran
mengenai calon yang akan terpilih.
Wawancara tahap
awal sering disebut juga dengan wawancara pendahuluan. Pada tahap ini,
wawancara yang dilakukan didasarkan pada lamaran atau resume yang dibuat
pelamar. Hal ini untuk memastikan kesesuaian antara kualifikasi yang dimiliki
oleh pelamar dengan syarat yang diajukan untuk mengisi suatu posisi jabatan.
Bagi seorang
pelamar, pada saat wawancara berlangsung hendaknya memberikan keterangan
secara, jelas, singkat, padat dan tidak berbelit-belit. Jangan sesekali
memberikan jawaban pertanyaan diluar dari pertanyaan yang diajukan.
Setelah
wawancara pendahuluan, maka dillanjutkan dengan wawancara tahap selanjutmya
yaitu wawancara seleksi. Dalam wawancara ini biasanya orang yang diwawancarai
(calon pelamar) akan ditanya bernagai hal mengenai latar belakang yang mencakup
kualifikasi, pengalaman kerja, pelatihan dan semangat kerja yang secara umum
untuk mengetahui informasi mengenai calon pelamar yang nantinya akan
ditempatkan pada posisi tertentu.
F. PERSIAPAN
WAWANCARA
Agar proses wawancara kerja berhasil ada beberap hal yang
harus diperhatikan/dipersiapkan
antara lain :
1.
Datang tepat waktu
2.
Bersikap yakin (Optimis)
3.
Siapkan sertifikat, serta surat penghargaan
4.
Berpakaian rapi dan sopan
5.
Bersikap tenang
6.
Ketuk pintu sebelum memasuki ruangan
7.
Tersenyum
8.
Tunggu sampai dipersilahkan duduk
9.
Ingat nama pewawancara dengan benar
10.
Tataplah pewawancara jika anda berbicara
11.
Tunjukkan kemampuan diri
12.
Perhatikan setiap pertanyaan yang diajukan
13.
Berbicara dengan jelas
14.
Atur nada suara dan intonasi
15.
Tunjukkan minat dan kesungguhan
16.
Bersikap jujur dan terbuka
Selain melakukan
hal-hal tersebut diatas, ada beberapa hal-hal lain yang perlu dihindari dalam suatu wawancara yaitu :
1.
Jangan datang terlambat
2.
Terlihat kesal karena menunggu
3.
Datang Tanpa Persiapan
4.
Berpenampilan berlebihan (Norak)
5.
Membawa tas belanja atau sejenisnya
6.
Mengajak teman atau keluarga
7.
Duduk sebelum dipersilahkan
8.
Meletakkan tas di meja wawancara
9.
Membungkuk atau menundukkan kepala
10.
Bertopang dagu
11.
Melipat tangan di dada
12.
Merokok atau makan saat wawancara
13.
Membuka percakapan
14.
Memotong kalimat pewawancara
15.
Melebih-lebihkan diri anda
16.
Mendikte pewawancara/perusahaan
17.
Jangan membual
18.
Mengkritik diri sendiri
19.
Mengkritik/menjelekkan atasan tempat bekerja
20.
Memberikan informasi yang tidak relevan
21.
Memberikan kesan ditawarkan perusahaan
22.
Bertanya hal-hal yang tidak berguna (basa basi)
23.
Emosional
24.
Membuka rahasia perusahaan yang lama
25.
Tidak sabar
G. CARA
MENGENALI PEKERJAAN DAN PERUSAHAAN
Sebelum
wawancara ada baiknya calon pelamar mencari informasi sebanyak-banyaknya
mengenai bidang pekerjaan yang dimaksud, hal ini agar nantinya pada saat
wawancara berlangsung, calon pelamar telah memiliki gambaran mengenai bidang
pekerjaan tersebut. Informasi tersebut dapat di peroleh dari berbagai sumber
antara lain jurnal, atau media publikasi yang ada di perusahaan.
Dalam wawancara
diperkenankan menanyakan tentang pekerjaan dan perusahaan kepada pewawancara. Pertanyaan yang
diajukan dapat berupa :
1.
Tugas dan jawab pekerjaan
2.
Kebijakan perusahaan dalam hal promosi
3.
Kesempatan berkembang/peningkatan karir
4.
Ketersediaan program pelatihan karyawan
5.
Produk unggulan perusahaan
6.
Pesaing perusahaan
7.
Pangsa pasar produk yang dihasilkan
H. PERTANYAAN
PENTING DALAM WAWANCARA
Pada proses
wawancara akan terjadi interaksi antara pewawancara dengan yang diwawancarai,
pada saat itu tetntunya akan ada beberapa pertanyaan yang akan diajukan antara
lain :
1.
Pekerjaan yang Dilamar, bentuk-bentuk pertanyaan
yang sering disampaikan seperti :
a.
Mengapa anda
menginginkan bekerja di perusahaan tersebut ?
b.
Apakah
pengalaman kerja Anda telah relevan dengan posisi yang anda lamar saat ini ?
c.
Mengapa Anda
merasa tertarik dengan jabatan dan posisi tertentu yang anda lamar ?
d.
Jika Anda masih
bekerja, mengapa Anda memetuskan untuk beralih pekerjaan ?
e.
Apa yang anda
ketahui tentang perusahaan ini?
dan sebagainya.
2.
Pendidikan dan Pelatihan
a.
Mata kuliah apa
yang paling Anda senangi, dan yang paling Anda tidak
senangi,
mengapa?
b.
Pembahasan apa
saja yang paling menarik Anda dari mata kuliah ?
c.
Apakah
pendidikan dan pelatihan yang telah Anda peroleh dapat membantu
pengembangan
karir Anda?
d.
Apakan ada
keinginan untuk melanjutkan studi anda?
dan sebagainya.
3.
Latar Belakang Keluarga
a.
Apa pekerjaan
orang tua Anda?
b.
Apakah
Pendidikan terakhir orang tua Anda?
c.
Bagaimana
pandangan orang tua Anda terhadap pekerjaan yang Anda pilih?
dan sebagainya.
4.
Kepribadian
a. Bagaimana Anda menjelaskan tentang diri anda?
a. Bagaimana Anda menjelaskan tentang diri anda?
a.
Apa yang menjadi
kelebihan dan kekurangan Anda?
b.
Bagaimana Anda
menilai orang lain?
dan sebagainya.
5.
Penilaian Pribadi
a.
Menurut Anda,
faktor-faktor apa sajakah yang mampu mengembangkan karir Anda?
b.
Faktor apa saja
yang Anda rasa menjadi penghambat karir Anda?
c.
Apa yang paling
mengesankan, menjengkelkan dan menyebalkan bagi diri Anda?
d.
Pengalaman yang
bagaimanakah yang menurut Anda mampu menyenangkan Anda?
dan sebagainya.
6.
Tujuan Karir
a.
Apa yang menjadi
tujuan karir Anda?
b.
Bagaimana Anda
dapat mencapai tujuan karir Anda?
c.
Posisi apakah
kira-kira yang cocok dengan diri Anda?
d.
Mengapa Anda
merasa cocok dengan posisi tersebut?
dan sebagainya.
7.
Hobi dan lain-lain
a.
Apa yang Anda
lakukan pada saat senggang?
b.
Apakah Anda
pernah atau sering terlibat dalam kegiata-kegiatan sosial di masyarakat ?
c.
Jelaskan
tetantang hobi Anda?
d.
Jenis olahraga
apa saja yang paling Anda gemari?
e.
Apakah anda
selalu mengikuti perkembangan berita akhir-akhir ini?
f.
Buku, majalah, surat
kabar serta bacaan apa yang paling Anda sukai ?
dan sebagainya.
I. ARUS
PROSES WAWANCARA PEKERJAAN
Proses wawancara
kerja merupakan serangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
penarikan (rekruitmen) tenaga karja.Dimana wawancara berperan dalam menentukan
layak atau tidak seseorang untuk menduduuki suatu jabatan tertentu.
Secara umum arus
proses wawancara kerja terbagi dalam beberapa tahap, dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1.
Pihak perusahaan dan pelamar harus dapat menilai
tingkat kebutuhan atau kepentingan yang ada. Bagi pelamar pentingnya wawancara
ini sangat berguna bagi perkembangan karir dan pekerjaan yang akan diterimanya.
Sedang bagi perusahaan kegiatan ini dimaksudkan sebagai sarana untuk memperoleh
orang-orang yang sesuai dan cocok dengan bidang pekerjaan yang ditawarkan.
2.
Sebelum pelamar mengajukan lmaran perkejaan
sebaiknya perlu dilakukan penyelidikan terhadap bidang pekerjaan yang akan
dilamar. Hal ini dimaksudkan agar bidang pekerjaan tersebut sesuai dengan latar
belakang pendidikan dan, kemampuan serta keahlian pelamar. penyelidikan
pekerjaan dapat dilakukan dengan menyeleksi setiap lowongan pekerjaan yang
ditawarkan dan dibandingkan dengan latar belakang pelamar.
3.
Tahap selanjutnya adalah membuat lamaran, pada tahap
ini dituntut kemahiran pelamar dalam menyajikan sebuah surat lamaran. Tidak ada
pedoman yang baku terhadap penulisan lamaran ini, hanya yang perlu diperhatikan
dalam pembuatanya haruslah dibuat semenarik mungkin karena surat lamaran
tersebut akan menjadi nilai jual bagi pelamar. Buatlah surat lamaran yang
simple, padat, jelas dan tidak berbelit-belit. Perlu juga melampirkan resume
yang berkualitas, yang menggambarkan capabity pelamar. Buatlah resume mulai
dari yang paling umum hingga yang paling khusus, masukkan pula seluruh
kelebihan atau kekuatan dirii, termasuk di dalamnya pendidikan,pengalaman
kerja, pelatihan yang telah diikuti, penghargaan-penghargaan yang diperoleh
serta hal lain yang dapat bersifat “menjual” diri pelamar sehingga layak untuk
dipertimbangkan.
4.
setelah lamaran dibuat dan dikirim, tugas dari
perusahaan adalah menyaring atau menyeleksi lamaran yang diterima. proses
penyaringan ini meliputi seleksi administrasi terhadap lamaran tersebut.
Menyangkut didalamnya kesesuaian antara syarat dalam lowongan kerja dengan
berkas-berkas yang dilampirkan. Ini merupakan syarat minimal yang harus
dipenuhi oleh pelamar sebagai tahapan awal dalam melamar pekerjaan.
5.
Setelah secara administrasi lmaran yang diajukan
telah memenuhi syarat, tahp selanjutnya adalah melakukan wawancara pendahuluan,
yang bertujuan mengetahui profil pelamar secara fisik serta mencari informasi
mengenai minat pelamar, keahlian dan keterampilan pelamar serta hal lain yang
menyangkut diri pelamar.
6.
apabila telah dinyatakan berhasil pada wawanvara
pendahuluan pelamar akan memasuki tahap selanjutnya yaitu wawancara lanjutan,
Pada tahap ini pewawancara akan memberikan pertanyan yang sifatnya lebih
khusus seputar bidang pekerjaan yang
akan akan ditawarkan. Hal-hal yang
sifatnya kompleks akan ditanyakan pada tahap ini.
7.
setelah dirasakan memenuhi kualifikasi bidang
pekerjaan yang dibutuhkan, maka pada tahap selanjutnya akan dilakukan tindak
lanjut (foloow up) terhadap hasil wawancara pendahuluan dan lanjutan. Bentuk
dari follow up tersebut biasanya diadakan seleksi lanjutan atau tes penentuan
yang bertujuan untuk menyaring dan menemukan sosok orang yang benar-benar
sesuai dengan bidang pekerjaan yang dimaksud, dapat berupa psikotes, tes
kesehatan, wawancara penentuan, atau penentuan akhir dari pihak manajemen
perusahaan. Hal ini karena setiap bidang pekerjaan yang ditawarkan mungkin
hanya akan diberikan pad satu orang saja.
8.
Setelah dinyatakan memenuhi standar atau kriteria
yang yang ditetapkn dan layak untukmenempati posisi jabatan tertentu, pihak
perusahaan akan menentukan di bagian mana pelamar yang telah berhasil tersebut
akan ditempatkan, disesuaikan dengan posisi atau jabatan yang dilamarnya.
9.
Pada tahap terakhir setelah menempati posisi jabatan
yang sesuai, bagi karyawan baru perlu adanya pengenalan terhadap seluk beluk
perusahaan serta tugas dan tanggung jawab bidang pekerjaannya dalam suatu
orientasi kerja. tujuan dari orientasi ini agar karyawan yang bersangkutan
memiliki bekal yang cukup dalam menjalankan pekerjaannya.
Sumber
: http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/wawancara-kerja.html
terima kasih izin copas etc
ReplyDeletesilahkan
DeleteHi there friends, how is the whole thing, and what you would like to say regarding this post, in my view its
ReplyDeletetruly amazing designed for me.
terimakasih,
ReplyDeletesalam hangat salam sejahtera
JC
salam hangat juga
DeleteVery Informatif and Helpfully, thank you for sharing .. keep doing best things ..
ReplyDeleteIDN Poker88
Agen Poker Terpercaya
IDN Play
Dewa Poker
Situs Poker
DominoQQ
Poker Online