Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Di dalam suatu masyarakat,
Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan antara seseorang
dengan orang lain dalam suatu masyarakat maupun organisasi (bisnis dan
nonbisnis),dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah
dipahami (informal).
Sedangkan
dalam suatu organisasi komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang terjadi
antara manajer dengan karyawan atau karyawan dengan karyawan.
Ada 4 hal penting yang perlu
diperhatikan:
- Bertatap muka (face to face)
- Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih
- Menggunakan media tertentu
- Tujuan yang ingin dicapai dapat bersifat personal (pribadi) bila komunikasi terjadi dalam suatu masyarakat; dan untuk pelaksanaan tugas pekerjaan bila komunikasi terjadi dalam suatu organisasi
Karakteristik
Komunikasi Antarpribadi
Judy C.
Pearson (1983) menyebutkan enam karakteristik komunikasi antarpribadi yaitu :
1.
Komunikasi antarpribadi dimulai
dengan diri pribadi (self).
Berbagai persepsi komunikasi yang
menyangkut pengamatan dan pemahaman berangkat dari dalam diri kita, artinya
dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita. Contoh : ketika
kita berbicara dengan orang lain, maka kita akan mengungkapkan apa yang kita
persepsikan
2.
Komunikasi antarpribadi bersifat
transaksional.
Anggapan ini
mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak
menyampaikan dan menerima pesan. Contoh : ketika dua orang sedang
berkomunikasi, tentu adanya saling bertukar pikiran, perasaan dll.
3.
Komunikasi antarpribadi mencakup
aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi.
Maksudnya
komunikasi antarpribadi tidak hanya berkenaan dengan isi pesan yang
dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner komunikasi kita dan
bagaimana hubungan kita dengan partner tersebut. Contoh : hubungan
persahabatan, keluarga, rekan kerja, teman bermain dll.
4. Komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya
kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Contoh : A dan B ketika
berdialog selalu berdekatan supaya bisa di dengar.
5. Komunikasi antarpribadi melibatkan
pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya (interdependen)
dalam proses komunikasi. Contoh : dialog antara A dan B satu sama lain saling
bergantungan
6. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah
maupun diulang.
Jika kita salah menguapkan sesuatu
kepada partner komunikasi kita, mungkin kita dapat minta maaf dan diberi maaf,
tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan. Demikian pula
kita tidak dapat mengulang suatu pernyataan dengan harapan untuk mendapatkan
hasil yang sama, karena dalam proses komunikasi antar manusia, hal ini akan
sangat tergantung dari respons partner komunikasi kita.
Tujuan
Komunikasi Antarpribadi
Tujuan
komunikasi antarpribadi antara lain sebagai berikut :
1.
Menyampaikan informasi
Ketika
berkomunikasi dengan orang lain , tentu saja seseorang memiliki berbagai macam
tujuan dan harapan. Salah satu diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi
kepada orang lain agar orang lain tersebut dapat mengetahui informasi tersebut.
Contoh : seorang mahasiwa yang sudah kuliah akan memberikan informasi
perkuliahan dan beasiswa kepada adik kelasnya.
2.
Berbagi pengalaman
Dengan
komunikasi antarpribadi juga memiliki fungsi atau tujuan untuk berbagi
pengalaman baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan. Contoh : ketika si A telah belajar di luar negeri, dia akan
menceritakan dan berbagi pengalaman yang di alaminya selama di luar negeri
3.
Menumbuhkan simpati
Misalnya
ketika seorang bercerita tentang permasalahan yang sedang dihadapi kepada
sahabatnya, maka akan tumbuh rasa simpati dari sahabatnya kepadanya sehingga
akan timbul rasa ingin membantu untuk menyelesaikan permasalahannya.
4.
Melakukan kerja sama
Tujuan
komunikasi antarprbadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerjasama antara
seseorang dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Contoh : dalam tugas mata
kuliah biasanya ada tugas kelompok yang terdiri dari dua, tiga orang atau
lebih. Maka dengan komunikasi maka akan timbul kerjasama supaya dapat
menyelesaikan tugas kelompoknya dengan baik.
5.
Menceritakan kekecewaan atau
kekesalan
Komunikasi
antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau
kekesalan pada orang lain. Dengan pengungkapan rasa hati itu, sedikit banyak
akan mengurangi beban pikiran. Kadang disebut dengan plong ketika telah
bercerita apa yang selama ini dipendam. Contoh : seorang anak akan curhat
kepada ibunya tentang apa yang dirasakannya, baik itu rasa kekecewaan atau
kekesalan terhadap temannya di sekolah.
6.
Menumbuhkan motivasi
Melalui
komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuar dari dalam diri
seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya, seseorang cenderung untuk
melakukan sesuatu karena dimotivasi orang lain dengan cara-cara seperti
pemberian insentif yang bersifat financial maupun non financial, memberikan
pengakuan atas kinerjanya ataupun memberikan penghargaan kepada karyawan yang
berprestasi. Contoh : ketika seorang sahabat mendengarkan keluhan temannya,
maka sahabat itu akan terus mensupport dan memberi motivasi kepada temannya
untuk tetap teguh, sabar dan kuat dalam menghadapi permasalahannya.
Jenis-jenis Komunikasi AntarPribadi
:
Secara teoritis
komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya (Effendy, 2003) yaitu :
1.
Komunikasi diadik (dyadic
communication)
Komunikasi diadik adalah komunikasi antar pribadi yang berlangsung antara
dua orang yakni seorang adalah
komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi komunikan yang menerima
pesan. Oleh karena perilaku komunikasinya dua orang, maka dialog yang
terjadiberlangsung secara intens. Komunikator memusatkan perhatiannya hanya
kepada diri komunikan.
Situasi komunikasi seperti itu akan nampak dalam komunikasi triadik atau
komunikasi kelompok, baik kelompok dalam bentuk keluarga maupun dalam bentuk
kelas atau seminar.
Dalam suatu kelompok terdapat kecenderungan terjadinya pemilihan interaksi
seseorang dengan seseorang yang mengacu kepada apa yang disebut primasi diadik
(dyadic primacy) (Devito, 1979)
yang dimaksudkan dengan primaci diadik ini ialah setiap dua orang dari sekian
banyak dalam kelompok itu yang terlihat dalam komunikasi berdasarkan kepentingan masing-masing.
2.
Komunikasi triadik (triadic
communication)
Komunikasi
triadik ini adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga
orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Jika misalnya A yang
menjadi komunikator , maka ia pertama-tama menyampaikan kepada komunikan B,
kemudian kalau dijawab atau ditanggapi , beralih kepada komunikan C, juag
secara berdialogis.
Apabila
dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi diadik lebih efektif,
karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang komunikan, sehingga
ia dapat menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya, juga umpan balik yang berlangsung kedua faktor yang sangat
berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi.
Walaupun
demikian dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, misalnya
komunikasi kelompok dan komunikasi massa, komunikasi triadik karena merupakan
komunikasi antarpribadi lebih efektif
dalam kegiatan mengubah sikaf, opini, atau prilaku komunikan (Effendy, 2003).
Proses-proses komunikasi
antarpribadi :
Komunikasi Antar Pribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan
antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa
efek dan beberapa umpan balik seketika apabila kita perhatikan batasan
Komunikasi Antar Pribadi dari Devito, maka kita dapat melihat elemen-elemen apa
saja yang terkandung di dalamnya. Dengan menguraikan elemen-elemen yang ada
itu, dapatlah diuraikan proses-proses Komunikasi Antar Pribadi, yaitu :
1.
Pesan
Yang dimaksud dengan pesan adalah semua bentuk
komunikasi baik verbal maupun non verbal. Bentuk pesan dapat bersifat,
Informatif memberi keterangan dan komunikan membuat persepsi sendiri. Persuasif
atau bujukan untuk membangkitkan pengertian, kesadaran, sehingga terjadi
perubahan pada perdapat atau sikap. Koersif memaksa dengan ancaman
sanksi, biasanya berbentuk perintah. Adanya orang-orang atau sekelompok kecil
orang-orang yang dimaksud disini adalah bahwa apabila seseorang berkomunikasi,
paling sedikit akan melibatkan dua orang, tapi mungkin juga akan melibatkan
sekelompok kecil orang.
2.
Penerimaan Pesan
Adanya penerimaan pesan (komunikan) ialah bahwa dalam
suatu Komunikasi antar pribadi, tentu pesan-pesan yang dikirimkan oleh
seseorang harus dapat diterima oleh orang lain. Misalnya kita berbicara dengan
seseorang yang sedang memakai telepon dan mendengarkan musik tertentu, sudah
tentu komunikasi kita akan sukar atau tidak dapar diterima oleh orang tersebut.
Dengan demikian Komunikasi Antar Pribadi tidak akan terjadi.
3.
Efek
Adanya Efek dalam suatu komunikasi tentu akan terjadi
beberapa efek. Efek mungkin berupa suatu persetujuan mutlak atau ketidak
setujuan mutlak, atau mungkin berupa pengertian mutlak atau ketidak-mengertian
mutlak pula. Dengan demikian sipenerima tentu akan terpengaruh pula oleh
pengiriman pesan oleh komunikator.
4.
Umpan Balik
Adanya umpan balik adalah pesan yang
dikirim kembali oleh si penerima, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Apabila komunikasi itu tatap muka, maka umpan balik bisa berupa kata-kata,
kalimat, gerakan mata, senyum, anggukan kepala atau gelengan kepala. Konsep
umpan balik ini dalam proses Komunikasi Antar Pribadi amat penting, karena
dengan terjadinya umpan balik, komunikator mengetahui apakah komunikasinya
berhasil atau gagal, dengan kata lain apakah umpan baliknya itu positif atau
negatif. Bila positif, ia patut gembira, sebaliknya jika negatif menjadi
permasalahan, sehingga ia harus mengulangi lagi dengan perbaikan gaya
komunikasinya sampai menimbulkan umpan balik positif.
Hal diatas saling berhubungan dan
bila salah satu diantaranya terlupakan, maka dapat mengakibatkan komunikasi
berjalan lambat. Dengan begitu, tujuan pesan terhambat atau bahkan dapat
mengakibatkan tidak tercapainya sasaran
seperti yang diharapkan komunikator.
Elemen-Elemen Komunikasi
Antarpribadi
a.
Source-Receiver
Dalam prosesnya
komunikasi antarpribadi melibatkan dua orang. Masing-masing orang memformulasi
dan mengirimkan pesan (fungsi source) serta merasa dan memahami pesan (fungsi
receiver). Hubungan source-receiver tersebut menegaskan bahwa kedua fungsi
tersebut diperankan oleh masing-masing individu dalam komunikasi antarpribadi.
Latar belakang seseorang akan mempengaruhi pesan yang disampaikan dan bagaimana
cara menyampaikannya. Pendidikan yang dimiliki oleh lawan bicara kita juga
turut mempengaruhi cara kita berkomunikasi.
b.
Encoding-Decoding
Encoding merupakan proses yang dilakukan untuk memproduksi pesan.Sumber harus merubah perasaan atau pikiran Untuk menyampaikan apa yang ada di dalam hati (perasaan) atau apa yang ada di dalam kepala (pikiran), sumber harus merubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat symbol verbal maupun non verbal yang dapat dimengerti oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding).
Decoding adalah kebalikan dari encoding, yang merupakan perbuatan untuk memahami pesan. Pengalaman masa lalu (field of experience), rujukan nilai (frame of reference), pengetahuan, persepsi, pola pikir, perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat symbol verbal maupun non verbal menjadi gagasan yang dapat dipahami. Proses inilah yang disebut penyandian balik (decoding).
Istilah encoding-decoding digunakan untuk menegaskan bahwa kedua aktivitas tersebut dilakukan oleh kedua belah pihak secara bergantian. Supaya komunikasi antarpribadi dapat terjadi, pesan harus di encoding dan decoding.
Encoding merupakan proses yang dilakukan untuk memproduksi pesan.Sumber harus merubah perasaan atau pikiran Untuk menyampaikan apa yang ada di dalam hati (perasaan) atau apa yang ada di dalam kepala (pikiran), sumber harus merubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat symbol verbal maupun non verbal yang dapat dimengerti oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding).
Decoding adalah kebalikan dari encoding, yang merupakan perbuatan untuk memahami pesan. Pengalaman masa lalu (field of experience), rujukan nilai (frame of reference), pengetahuan, persepsi, pola pikir, perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat symbol verbal maupun non verbal menjadi gagasan yang dapat dipahami. Proses inilah yang disebut penyandian balik (decoding).
Istilah encoding-decoding digunakan untuk menegaskan bahwa kedua aktivitas tersebut dilakukan oleh kedua belah pihak secara bergantian. Supaya komunikasi antarpribadi dapat terjadi, pesan harus di encoding dan decoding.
c.
Competence
Kemampuan untuk dapat melakukan komunikasi secara efektif merupakan kemampuan yang harus dimiliki dalam komunikasi antarpribadi. Kemampuan tersebut antara lain adalah kemampuan untuk mengetahui pembicaraan yang sesuai dengan orang yang diajak bicara, pengetahuan tentang aturan dalam tingkah laku non verbal ( misalnya : ketepatan dalam sentuhan, volume suara, kedekatan fisik ) merupakan salah satu kemampuan dalam komunikasi antarpribadi. Singkatnya, kemampuan antarpribadi meliputi bagaimana mengatur komunikasi berdasarkan suasana dalam interaksi, siapa yang diajak berinteraksi dst.
Kemampuan untuk dapat melakukan komunikasi secara efektif merupakan kemampuan yang harus dimiliki dalam komunikasi antarpribadi. Kemampuan tersebut antara lain adalah kemampuan untuk mengetahui pembicaraan yang sesuai dengan orang yang diajak bicara, pengetahuan tentang aturan dalam tingkah laku non verbal ( misalnya : ketepatan dalam sentuhan, volume suara, kedekatan fisik ) merupakan salah satu kemampuan dalam komunikasi antarpribadi. Singkatnya, kemampuan antarpribadi meliputi bagaimana mengatur komunikasi berdasarkan suasana dalam interaksi, siapa yang diajak berinteraksi dst.
d.
Messages
Pesan merupakan sinyal yang berperan sebagai stimuli untuk penerima pesan, dapat didengar, dilihat, disentuh, dicium, dirasakan atau dipadukan. Kita berkomunikasi secara personal melalui bahasa tubuh dan melalui kata-kata. Pakaian yang kita kenakan, cara berjalan, duduk, tersenyum mengkomunikasikan siapa diri kita baik kepada orang lain maupun diri kita sendiri.
Pesan merupakan sinyal yang berperan sebagai stimuli untuk penerima pesan, dapat didengar, dilihat, disentuh, dicium, dirasakan atau dipadukan. Kita berkomunikasi secara personal melalui bahasa tubuh dan melalui kata-kata. Pakaian yang kita kenakan, cara berjalan, duduk, tersenyum mengkomunikasikan siapa diri kita baik kepada orang lain maupun diri kita sendiri.
e.
Feedback
Messages
Keseluruhan dari proses
komunikasi antarpribadi adalah kita saling memberi umpan balik, pesan
dikirimkan kembali kepada pembicara atas reaksi yang telah dikatakan. Umpan
balik memberitahukan kepada penanya apa pengaruh dari pesan bagi pendengarnya.
Umpan balik ini digunakan sebagai dasar oleh pembicara untuk
mengatur,memodifikasi,memperkuat,menegaskan atau mengubah konteks pesan.
Umpan balik dapat berasal dari diri sendiri atau dari orang lain. Saat mengirimkan pesan kita juga mendengarkan diri sendiri : kita mendengarkan apa yang kita katakan, merasakan apa yang kita lakukan dan melihat apa yang kita tulis. Sebagai tambahan dari umpan balik diri sendiri, kita mendapat umpan balik dari orang lain.
Umpan balik dapat berasal dari diri sendiri atau dari orang lain. Saat mengirimkan pesan kita juga mendengarkan diri sendiri : kita mendengarkan apa yang kita katakan, merasakan apa yang kita lakukan dan melihat apa yang kita tulis. Sebagai tambahan dari umpan balik diri sendiri, kita mendapat umpan balik dari orang lain.
f.
Channel
Channel adalah media dimana pesan melintas. Bisa dianalogikan sebagai jembatan yang menghubungkan antara sumber dan penerima.Komunikasi biasanya menggunakan lebih dari satu saluran. Misalnya pada saat komunikasi empat mata, kita tidak hanya berbicara dan mendengar tetapi juga menggunakan gesture dan menerima signal virtual. Selain itu channel juga dapat rusak. Misalnya, apabila komunikator atau receiver buta atau tuli. Hal ini tentu akan menghambat penyampaian pesan.
Channel adalah media dimana pesan melintas. Bisa dianalogikan sebagai jembatan yang menghubungkan antara sumber dan penerima.Komunikasi biasanya menggunakan lebih dari satu saluran. Misalnya pada saat komunikasi empat mata, kita tidak hanya berbicara dan mendengar tetapi juga menggunakan gesture dan menerima signal virtual. Selain itu channel juga dapat rusak. Misalnya, apabila komunikator atau receiver buta atau tuli. Hal ini tentu akan menghambat penyampaian pesan.
g.
Noise
Noise adalah gangguan yang terjadi pada saat proses penyampaian pesan dan dapat menghambat proses komunikasi. Noise dapat berupa fisik (suara gaduh, orang yang batuk dll),prasangka maupun kesalahpahaman. Salah satu konsep dalam memahami noise dan kepentingannya dalam komunikasi adalah signal-to-noise ratio. Signal yang diberi makna adalah informasi yang dianggap penting dan noise adalah informasi yang tidak berguna.
Noise adalah gangguan yang terjadi pada saat proses penyampaian pesan dan dapat menghambat proses komunikasi. Noise dapat berupa fisik (suara gaduh, orang yang batuk dll),prasangka maupun kesalahpahaman. Salah satu konsep dalam memahami noise dan kepentingannya dalam komunikasi adalah signal-to-noise ratio. Signal yang diberi makna adalah informasi yang dianggap penting dan noise adalah informasi yang tidak berguna.
h.
Ethics
Dikarenakan adanya konsekuensi atau dampak, komunikasi juga melibatkan etika. Setiap kegiatan komunikasi memiliki dimensi moral dan norma-norma kebenaran. Proses komunikasi harus dibarengi oleh etika dan juga keefektifan serta kepuasan.
Dikarenakan adanya konsekuensi atau dampak, komunikasi juga melibatkan etika. Setiap kegiatan komunikasi memiliki dimensi moral dan norma-norma kebenaran. Proses komunikasi harus dibarengi oleh etika dan juga keefektifan serta kepuasan.
Faktor-faktor yang mem pengaruhi
individu dalam KAP
Komunikasi
antarpribadi dimulai dari diri individu. Tampilan komunikasi yang muncul dalam
setiap kita berkomunikasi mencerminkan kepribadian dari setiap individu yang
berkomunikasi. Pemahaman terhadap proses pembentukan keperibadian setiap pihak
yang terlibat dalam komunikasi menjadi penting dan mempengaruhi keberhasilan
komunikasi. Tampilan komunikasi yang teramati/tampak dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang tidak terlihat, tapi terasa pengaruhnya, yaitu:
a.
Meaning (makna).
Ketika simbol ada, maka
makna itu ada dan bagaimana cara menanggapinya. Intonasi suara, mimik muka,
kata-kata, gambar dsb. Merupakan simbol yang mewakili suatu makna. Misalnya
intonasi yang tinggi dimaknai dengan kemarahan, kata pohon mewakili tumbuhan
dsb.
b.
learning.
Interpretasi makna terhadap simbol muncul berdasarkan pola-pola komunikasi yang diasosiasikan pengalaman, interpretasi muncul dari belajar yang diperoleh dari pengalaman. Interpretasi muncul disegala tindakan mengikuti aturan yang diperoleh melalui pengalaman.
Interpretasi makna terhadap simbol muncul berdasarkan pola-pola komunikasi yang diasosiasikan pengalaman, interpretasi muncul dari belajar yang diperoleh dari pengalaman. Interpretasi muncul disegala tindakan mengikuti aturan yang diperoleh melalui pengalaman.
Pengalaman merupakan
rangkaian proses memahami pesan berdasarkan yang kita pelajari. Jadi makna yang
kita berikan merupakan hasil belajar. Membaca, menulis, menghitung adalah
proses belajar dari lingkungan formal. Jadi, kemampuan kita berkomunikasi
merupakan hasil learning (belajar) dari lingkungan.
c.
Subjectivity.
Pengalaman setiap individu tidak akan pernah benar-benar sama, sehingga individu dalam meng-encode (menyusun atau merancang) dan men-decode (menerima dan mengartikan) pesan tidak ada yang benar-benar sama. Interpretasi dari dua orang yang berbeda akan berbeda terhadap objek yang sama.
Pengalaman setiap individu tidak akan pernah benar-benar sama, sehingga individu dalam meng-encode (menyusun atau merancang) dan men-decode (menerima dan mengartikan) pesan tidak ada yang benar-benar sama. Interpretasi dari dua orang yang berbeda akan berbeda terhadap objek yang sama.
d.
Negotiation.
Komunikasi merupakan pertukaran symbol. Pihak-pihak yang berkomunikasi masing-masing mempunyai tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Dalam upaya itu terjadi negosiasi dalam pemilihan simbol dan makna sehingga tercapai saling pengertian. Pertukaran simbol sama dengan proses pertukaran makna. Dan masing-masing pihak harus menyesuaikan makna satu sama lain.
Komunikasi merupakan pertukaran symbol. Pihak-pihak yang berkomunikasi masing-masing mempunyai tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Dalam upaya itu terjadi negosiasi dalam pemilihan simbol dan makna sehingga tercapai saling pengertian. Pertukaran simbol sama dengan proses pertukaran makna. Dan masing-masing pihak harus menyesuaikan makna satu sama lain.
e.
Culture.
Setiap individu adalah hasil belajar dari dan dengan orang lain. Individu adalah partisipan dari kelompok, organisasi dan anggota masyarakat Melalui partisipasi berbagi simbol dengan orang lain, kelompok, organisasi dan masyarakat. Simbol dan makna adalah bagian dari lingkungan budaya yang kita terima dan kita adaptasi. Melalui komunikasi budaya diciptakan, dipertahankan dan dirubah. Budaya menciptakan cara pandang (point of view).
Setiap individu adalah hasil belajar dari dan dengan orang lain. Individu adalah partisipan dari kelompok, organisasi dan anggota masyarakat Melalui partisipasi berbagi simbol dengan orang lain, kelompok, organisasi dan masyarakat. Simbol dan makna adalah bagian dari lingkungan budaya yang kita terima dan kita adaptasi. Melalui komunikasi budaya diciptakan, dipertahankan dan dirubah. Budaya menciptakan cara pandang (point of view).
f.
Interacting
levels and context.
Komunikasi antar
manusia berlangsung dalam bermacam konteks dan tingkatan. Lingkup komunikasi
setiap individu sangat beragam mulai dari komunikasi antar pribadi, kelompok,
organisasi, dan massa.
g.
Self Reference.
Perilaku dan
simbol-simbol yang digunakan individu mencerminkan pengalaman yang dimilikinya,
artinya sesuatu yang kita katakan dan lakukan dan cara kita menginterpretasikan
kata dan tindakan orang adalah refleksi makna, pengalaman, kebutuhan dan harapan-harapan
kita.
h.
Self
Reflexivity.
Kesadaran diri
(self-cosciousnes)merupakan keadaan dimana seseorang memandang dirinya sendiri
(cermin diri) sebagai bagian dari lingkungan. Inti dari proses komunikasi
adalah bagaimana pihak-pihak memandang dirinya sebagai bagian dari
lingkungannya dan itu berpengaruh pada komunikasi.
i.
Inevitability.
Kita tidak mungkin tidak berkomunikasi. Walaupun kita tidak melakukan apapun tetapi diam kita akan tercermin dari nonverbal yang terlihat, dan itu mengungkap suatu makna komunikasi.
Kita tidak mungkin tidak berkomunikasi. Walaupun kita tidak melakukan apapun tetapi diam kita akan tercermin dari nonverbal yang terlihat, dan itu mengungkap suatu makna komunikasi.
Fungsi Komunikasi Antar Pribadi
Fungsi
Sosial
|
ü Untuk
kebutuhan biologis dan psikologis
ü Untuk
memenuhi kewajiban sosial
ü Mengembangkan hubungan timbal balik
ü Untuk
meningkatkan dan mempertahankan mutu diri sendiri
ü Menangani
konflik
|
Fungsi
Pengambilan Keputusan
|
Ø Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi
Ø Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang
lain
|
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTAR
PRIBADI
Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah
sikap, pendapat atau perilaku seseorang. Setelah kita memahami pengertian
komunikasi antarpribadi, dalam perjalanannya antara komunikasi antarpribadi
kepada sebuah konsep diri sebaiknya kita memberikan sedikit pemarapan tentang
ciri komunikasi antarpribadi yang efektif menurut Kumar (Wiryanto, 2005: 36)
dan De vito (Sugiyo, 2005: 4) adalah sebagai berikut :
1.
Keterbukaan (Opennes)
Sikap keterbukaan paling tidak
menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus
terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, yang penting adalah
adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah yang umum, agar orang
lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi
akan mudah dilakukan.
Dari keterbukaan menunjuk pada
kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan
terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya.
Keterbukaan atau sikap terbuka
sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif.
Keterbukaan adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi
yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan
untuk memberikan tanggapan kita di masa kini tersebut.
Johnson Supratiknya, (1995: 14)
mengartikan keterbukaan diri yaitu membagikan kepada orang lain perasaan kita
terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita terhadap
kejadiankejadian yang baru saja kita saksikan.
Secara psikologis, apabila individu
mau membuka diri kepada orang lain, maka orang lain yang diajak bicara akan
merasa aman dalam melakukan komunikasi antarpribadi yang akhirnya orang lain
tersebut akan turut membuka diri.
Brooks dan Emmert (Rahmat, 2005:
136) mengemukakan bahwa karakteristik orang yang terbuka adalah sebagai
berikut:
a.
Menilai pesan secara objektif,
dengan menggunakan data dan keajegan logika.
b.
Membedakan dengan mudah, melihat
nuansa, dsb.
c.
Mencari informasi dari berbagai
sumber
d.
Mencari pengertian pesan yang tidak
sesuai dengan rangkaian kepercayaannya.
Misalnya dalam komunikasi antarpribadi satu sama lain
mengungkapkan semua isi hatinya dan tujuannya seperti curhat kepada teman
dekat, curhat kepada ibu. Contoh lain adalah menghargai dan menerima kritikan
sebagai bagian dari proses pendewasaan terhadap diri sendiri.
2.
Positif (Positiveness)
Memiliki perilaku positif yakni
berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Rasa positif merupakan kecenderungan
seseorang untuk mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa
bersalah yang berlebihan, menerima diri sebagai orang yang penting dan bernilai
bagi orang lain, memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk mengatasi persoalan,
peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima.
Dapat memberi dan menerima pujian tanpa pura-pura memberi dan menerima
penghargaan tanpa merasa bersalah.
Sugiyo (2005: 6) mengartikan bahwa
rasa positif adalah adanya kecenderungan bertindak pada diri komunikator untuk
memberikan penilaian yang positif pada diri komunikan. Dalam komunikasi
antarpribadi hedaknya antara komunikator dengan komunikan saling menunjukkan
sikap positif, karena dalam hubungan komunikasi tersebut akan muncul suasana
menyenangkan, sehingga pemutusan hubungan komunikasi tidak dapat terjadi.
Rahmat (2005: 105) menyatakan bahwa sukses komunikasi antarpribadi banyak
tergantung pada kualitas pandangan dan perasaan diri; positif atau negatif.
Pandangan dan perasaan tentang diri yang positif, akan lahir pola perilaku
komunikasi antarpribadi yang positif pula. Contoh : dalam berkomunikasi antar
individu selalu berlaku jujur dan selalu berperasangka baik terhadap orang yang
di ajak komunikasi.
Contoh lain misalnya sam adalah anak
yang rajin, ia optimis dengan belajar yang tekun dan rajin, maka dia akan
berhasil dan sukses.
3.
Kesamaan (Equality)
Keefektifan komunikasi antarpribadi
juga ditentukan oleh kesamaan-kesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti nilai,
sikap, watak, perilaku, kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya. Contoh : seorang
siswa SMP akan lebih bisa terbuka kepada teman sebayanya di bandingkan kepada
kakak atau adik kelasnya.
Contoh lain seperti murid laki-laki
dan murid perempuan sama derajat dan kedudukannya di sekolah adalah sebagai
siswa, maka tidak ada perbedaan yang mengakibatkan salah satunya merasa
terdiskriminasi.
Kesetaraan merupakan perasaan sama
dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau rendah, walaupun terdapat
perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga atau sikap orang
lain terhadapnya. Rahmat (2005: 135) mengemukakan bahwa persamaan atau
kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan
demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik dari
orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual kekayaan atau
kecantikan. Dalam persamaan tidak mempertegas perbedaan, artinya tidak
mengggurui, tetapi berbincang pada tingkat yang sama, yaitu mengkomunikasikan
penghargaan dan rasa hormat pada perbedaan pendapat merasa nyaman, yang
akhirnya proses komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar.
4.
Empati (Empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang
untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. dalam arti bahwa
seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan
dan dialami orang lain. Contoh : Dua jurnalis yang dikirim pada suatu kasus
sosial. Dua jurnalis ini sama-sama memiliki ilmu yang hebat dalam jurnalistik.
Pembedanya adalah, salah satu jurnalistik ini hanya terpaku pada pedoman
jurnalistik tanpa mempedulikan keadaan lingkungan sekitar, karena itu informasi
yang ia peroleh hanyalah berasal dari orang-orang yang benar-benar mau bekerja
sama dengannya. Berbeda dengan jurnalis lainnya. Ia berusaha mendekatkan diri
pada korban, keluarga korban, dan kerabat dekatnya, ia juga merasakan hal yang
sama dirasakan oleh korban, karena itu bagi keluarga korban dan
kerabat-kerabatnya, jurnalis tersebut merupakan teman yang baik, dan bisa untuk
berbagi kesedihan. Inilah perbedaan mendasar dari dua orang jurnalis dengan
sudut pandang hati nurani.
Komunikasi antarpribadi dapat
berlangsung kondusif apabila komunikator (pengirim pesan) menunjukkan rasa
empati pada komunikan (penerima pesan). Menurut Sugiyo (2005: 5) empati dapat
diartikan sebagai menghayati perasaan orang lain atau turut merasakan apa yang
dirasakan orang lain. Sementara Surya (Sugiyo, 2005: 5) mendefinisikan bahwa
empati adalah sebagai suatu kesediaan untuk memahami orang lain secara
paripurna baik yang nampak maupun yang terkandung, khususnya dalam aspek
perasaan, pikiran dan keinginan. Individu dapat menempatkan diri dalam suasana
perasaan, pikiran dan keinginan orang lain sedekat mungkin apabila individu
tersebut dapat berempati. Apabila empati tersebut tumbuh dalam proses
komunikasi antarpribadi, maka suasana hubungan komunikasi akan dapat berkembang
dan tumbuh sikap saling pengertian dan penerimaan.
Menurut Winkel (1991: 175) bahwa
empathy yaitu, konselor mampu mendalami pikiran dan menghayati perasaan siswa,
seolah-olah konselor pada saat ini menjadi siswa, tanpa terbawa-bawa sendiri
oleh semua itu dan kehilangan kesadaran akan pikiran serta perasaan pada diri
sendiri.
5.
Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif
bila dalam diri seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang
lainnya saling memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan. Contoh :
ketika dua orang sahabat mengikuti tes masuk perkuliahan, maka satu sama lain
akan memberikan dukungan supaya keduanya diterima di universitas yang
diinginkannya.
Dalam komunikasi antarpribadi
diperlukan sikap memberi dukungan dari pihak komunikator agar komunikan mau
berpartisipasi dalam komunikasi. Hal ini senada dikemukakan Sugiyo (2005: 6)
dalam komunikasi antarpribadi perlu adanya suasana yang mendukung atau
memotivasi, lebih-lebih dari komunikator. Rahmat (2005 :133) mengemukakan bahwa
“sikap supportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif”. Orang yang
defensif cenderung lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya
dalam situasi komunikan dari pada memahami pesan orang lain.
Komunikasi interpersonal dinyatakan
efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi
komunikan. Kita dapat menyatakan komunikasi akan lebih efektif bila para
komunikan saling menyukai. Dalam pendidikan, atraksi interpersonal telah
diteliti pengaruhnya terhadap prestasi akademis. Lott dan lott (1966) menemukan
bahwa murid-murid belajar bahasa spanyol lebih cepat bila bekerja sama dengan
orang-orang yang mereka senangi. Nelson dan Neadow (1971) membuktikan dengan
eksperimen bahwa pasangan mahasiswa yang mempunyai sikap yang sama membuat
prestasi yang baik dalam mengerjakan tugas-tugas mekanis dibandingkan dengan
pasangan yang mempunyai sikap yang berlaian.
Maka dalam hal ini komunikasi antar
personal akan berjalan secara efektif bila komunikan dan komunikator saling
menyukai atau dengan kata lain tertanam hubungan emosional yang kuat dan
baik.
Mau tahu dan cara panduan Berbisnis Online?? Klik Daftar.
Mau tahu dan cara panduan Berbisnis Online?? Klik Daftar.
That is very fascinating, You are a very skilled blogger.
ReplyDeleteI have joined your feed and stay up for iin the hunt for extra of your magnificent post.
Also, I've shared your web site in my social networks
I think the admin of this website is in facht working hard in favor of his website, as here every information is
ReplyDeletequality based data.