Pages

Tuesday, November 18, 2014

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


Pengertian Komunikasi Antarpribadi
            Di dalam suatu masyarakat, Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat maupun organisasi (bisnis dan nonbisnis),dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami (informal).
Sedangkan dalam suatu organisasi komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang terjadi antara manajer dengan karyawan atau karyawan dengan karyawan.


Ada 4 hal penting yang perlu diperhatikan:
  1. Bertatap muka (face to face)
  2. Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih
  3. Menggunakan media tertentu
  4. Tujuan yang ingin dicapai dapat bersifat personal  (pribadi) bila komunikasi terjadi dalam suatu masyarakat; dan untuk pelaksanaan tugas pekerjaan bila komunikasi terjadi dalam suatu organisasi





Karakteristik Komunikasi Antarpribadi
Judy C. Pearson (1983) menyebutkan enam karakteristik komunikasi antarpribadi yaitu :
1.        Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri pribadi (self).
Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman berangkat dari dalam diri kita, artinya dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita. Contoh : ketika kita berbicara dengan orang lain, maka kita akan mengungkapkan apa yang kita persepsikan
2.        Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional.
Anggapan ini mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan. Contoh : ketika dua orang sedang berkomunikasi, tentu adanya saling bertukar pikiran, perasaan dll.
3.        Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi.
Maksudnya komunikasi antarpribadi tidak hanya berkenaan dengan isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga melibatkan siapa partner komunikasi kita dan bagaimana hubungan kita dengan partner tersebut. Contoh : hubungan persahabatan, keluarga, rekan kerja, teman bermain dll.
4.    Komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Contoh : A dan B ketika berdialog selalu berdekatan supaya bisa di dengar.
5.    Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi. Contoh : dialog antara A dan B satu sama lain saling bergantungan
6.    Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang.
Jika kita salah menguapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita, mungkin kita dapat minta maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak berarti menghapus apa yang pernah kita ucapkan. Demikian pula kita tidak dapat mengulang suatu pernyataan dengan harapan untuk mendapatkan hasil yang sama, karena dalam proses komunikasi antar manusia, hal ini akan sangat tergantung dari respons partner komunikasi kita.

Tujuan Komunikasi Antarpribadi
Tujuan komunikasi antarpribadi antara lain sebagai berikut :
1.        Menyampaikan informasi
Ketika berkomunikasi dengan orang lain , tentu saja seseorang memiliki berbagai macam tujuan dan harapan. Salah satu diantaranya adalah untuk menyampaikan informasi kepada orang lain agar orang lain tersebut dapat mengetahui informasi tersebut. Contoh : seorang mahasiwa yang sudah kuliah akan memberikan informasi perkuliahan dan beasiswa kepada adik kelasnya.
2.        Berbagi pengalaman
Dengan komunikasi antarpribadi juga memiliki fungsi atau tujuan untuk berbagi pengalaman baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Contoh : ketika si A telah belajar di luar negeri, dia akan menceritakan dan berbagi pengalaman yang di alaminya selama di luar negeri
3.        Menumbuhkan simpati
Misalnya ketika seorang bercerita tentang permasalahan yang sedang dihadapi kepada sahabatnya, maka akan tumbuh rasa simpati dari sahabatnya kepadanya sehingga akan timbul rasa ingin membantu untuk menyelesaikan permasalahannya.
4.        Melakukan kerja sama
Tujuan komunikasi antarprbadi yang lainnya adalah untuk melakukan kerjasama antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Contoh : dalam tugas mata kuliah biasanya ada tugas kelompok yang terdiri dari dua, tiga orang atau lebih. Maka dengan komunikasi maka akan timbul kerjasama supaya dapat menyelesaikan tugas kelompoknya dengan baik.
5.        Menceritakan kekecewaan atau kekesalan
Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk menceritakan rasa kecewa atau kekesalan pada orang lain. Dengan pengungkapan rasa hati itu, sedikit banyak akan mengurangi beban pikiran. Kadang disebut dengan plong ketika telah bercerita apa yang selama ini dipendam. Contoh : seorang anak akan curhat kepada ibunya tentang apa yang dirasakannya, baik itu rasa kekecewaan atau kekesalan terhadap temannya di sekolah.
6.        Menumbuhkan motivasi
Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan kuar dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya, seseorang cenderung untuk melakukan sesuatu karena dimotivasi orang lain dengan cara-cara seperti pemberian insentif yang bersifat financial maupun non financial, memberikan pengakuan atas kinerjanya ataupun memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Contoh : ketika seorang sahabat mendengarkan keluhan temannya, maka sahabat itu akan terus mensupport dan memberi motivasi kepada temannya untuk tetap teguh, sabar dan kuat dalam menghadapi permasalahannya.

Jenis-jenis Komunikasi AntarPribadi :
Secara teoritis komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis  menurut sifatnya (Effendy, 2003) yaitu :
1.        Komunikasi diadik (dyadic communication)
Komunikasi diadik adalah komunikasi antar pribadi yang berlangsung antara dua orang   yakni seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi komunikan yang menerima pesan. Oleh karena perilaku komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadiberlangsung secara intens. Komunikator memusatkan perhatiannya hanya kepada diri komunikan.
Situasi komunikasi seperti itu akan nampak dalam komunikasi triadik atau komunikasi kelompok, baik kelompok dalam bentuk keluarga maupun dalam bentuk kelas atau seminar.
Dalam suatu kelompok terdapat kecenderungan terjadinya pemilihan interaksi seseorang dengan seseorang yang mengacu kepada apa yang disebut primasi diadik (dyadic primacy)  (Devito, 1979) yang dimaksudkan dengan primaci diadik ini ialah setiap dua orang dari sekian banyak dalam kelompok itu yang terlihat dalam komunikasi  berdasarkan kepentingan masing-masing.
2.        Komunikasi triadik (triadic communication)
Komunikasi triadik ini adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Jika misalnya A yang menjadi komunikator , maka ia pertama-tama menyampaikan kepada komunikan B, kemudian kalau dijawab atau ditanggapi , beralih kepada komunikan C, juag secara berdialogis.
Apabila dibandingkan dengan komunikasi diadik, maka komunikasi diadik lebih efektif, karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang komunikan, sehingga ia dapat  menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya, juga umpan balik  yang berlangsung kedua faktor yang sangat berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi.
Walaupun demikian dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi kelompok dan komunikasi massa, komunikasi triadik karena merupakan komunikasi antarpribadi  lebih efektif dalam kegiatan mengubah sikaf, opini, atau prilaku komunikan (Effendy,  2003).

Proses-proses komunikasi antarpribadi :
Komunikasi Antar Pribadi  adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika apabila kita perhatikan batasan Komunikasi Antar Pribadi dari Devito, maka kita dapat melihat elemen-elemen apa saja yang terkandung di dalamnya. Dengan menguraikan elemen-elemen yang ada itu, dapatlah diuraikan proses-proses Komunikasi Antar Pribadi, yaitu :
1.        Pesan
Yang dimaksud dengan pesan adalah semua bentuk komunikasi baik verbal maupun non verbal. Bentuk pesan dapat bersifat, Informatif memberi keterangan dan komunikan membuat persepsi sendiri. Persuasif atau bujukan untuk membangkitkan pengertian, kesadaran, sehingga     terjadi  perubahan pada perdapat atau sikap. Koersif memaksa dengan ancaman sanksi, biasanya berbentuk perintah. Adanya orang-orang atau sekelompok kecil orang-orang yang dimaksud disini adalah bahwa apabila seseorang berkomunikasi, paling sedikit akan melibatkan dua orang, tapi mungkin juga akan melibatkan sekelompok kecil orang.
2.        Penerimaan Pesan
Adanya penerimaan pesan (komunikan) ialah bahwa dalam suatu Komunikasi antar pribadi, tentu pesan-pesan yang dikirimkan oleh seseorang harus dapat diterima oleh orang lain. Misalnya kita berbicara dengan seseorang yang sedang memakai telepon dan mendengarkan musik tertentu, sudah tentu komunikasi kita akan sukar atau tidak dapar diterima oleh orang tersebut. Dengan demikian Komunikasi Antar Pribadi tidak akan terjadi. 
3.        Efek
Adanya Efek dalam suatu komunikasi tentu akan terjadi beberapa efek. Efek mungkin berupa suatu persetujuan mutlak atau ketidak setujuan mutlak, atau mungkin berupa pengertian mutlak atau ketidak-mengertian mutlak pula. Dengan demikian sipenerima tentu akan terpengaruh pula oleh pengiriman pesan oleh komunikator.
4.        Umpan Balik
Adanya umpan balik adalah pesan yang dikirim kembali oleh si penerima, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Apabila komunikasi itu tatap muka, maka umpan balik bisa berupa kata-kata, kalimat, gerakan mata, senyum, anggukan kepala atau gelengan kepala. Konsep umpan balik ini dalam proses Komunikasi Antar Pribadi amat penting, karena dengan terjadinya umpan balik, komunikator mengetahui apakah komunikasinya berhasil atau gagal, dengan kata lain apakah umpan baliknya itu positif atau negatif. Bila positif, ia patut gembira, sebaliknya jika negatif menjadi permasalahan, sehingga ia harus mengulangi lagi dengan perbaikan gaya komunikasinya sampai menimbulkan umpan balik positif.
Hal diatas saling berhubungan dan bila salah satu diantaranya terlupakan, maka dapat mengakibatkan komunikasi berjalan lambat. Dengan begitu, tujuan pesan terhambat atau bahkan dapat mengakibatkan  tidak tercapainya sasaran seperti yang diharapkan komunikator.

Elemen-Elemen Komunikasi Antarpribadi
a.         Source-Receiver
Dalam prosesnya komunikasi antarpribadi melibatkan dua orang. Masing-masing orang memformulasi dan mengirimkan pesan (fungsi source) serta merasa dan memahami pesan (fungsi receiver). Hubungan source-receiver tersebut menegaskan bahwa kedua fungsi tersebut diperankan oleh masing-masing individu dalam komunikasi antarpribadi. Latar belakang seseorang akan mempengaruhi pesan yang disampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya. Pendidikan yang dimiliki oleh lawan bicara kita juga turut mempengaruhi cara kita berkomunikasi.
b.        Encoding-Decoding
Encoding merupakan proses yang dilakukan untuk memproduksi pesan.Sumber harus merubah perasaan atau pikiran Untuk menyampaikan apa yang ada di dalam hati (perasaan) atau apa yang ada di dalam kepala (pikiran), sumber harus merubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat symbol verbal maupun non verbal yang dapat dimengerti oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding).
Decoding adalah kebalikan dari encoding, yang merupakan perbuatan untuk memahami pesan. Pengalaman masa lalu (field of experience), rujukan nilai (frame of reference), pengetahuan, persepsi, pola pikir, perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat symbol verbal maupun non verbal menjadi gagasan yang dapat dipahami. Proses inilah yang disebut penyandian balik (decoding).
Istilah encoding-decoding digunakan untuk menegaskan bahwa kedua aktivitas tersebut dilakukan oleh kedua belah pihak secara bergantian. Supaya komunikasi antarpribadi dapat terjadi, pesan harus di encoding dan decoding.

c.         Competence
Kemampuan untuk dapat melakukan komunikasi secara efektif merupakan kemampuan yang harus dimiliki dalam komunikasi antarpribadi. Kemampuan tersebut antara lain adalah kemampuan untuk mengetahui pembicaraan yang sesuai dengan orang yang diajak bicara, pengetahuan tentang aturan dalam tingkah laku non verbal ( misalnya : ketepatan dalam sentuhan, volume suara, kedekatan fisik ) merupakan salah satu kemampuan dalam komunikasi antarpribadi. Singkatnya, kemampuan antarpribadi meliputi bagaimana mengatur komunikasi berdasarkan suasana dalam interaksi, siapa yang diajak berinteraksi dst.
d.        Messages
Pesan merupakan sinyal yang berperan sebagai stimuli untuk penerima pesan, dapat didengar, dilihat, disentuh, dicium, dirasakan atau dipadukan. Kita berkomunikasi secara personal melalui bahasa tubuh dan melalui kata-kata. Pakaian yang kita kenakan, cara berjalan, duduk, tersenyum mengkomunikasikan siapa diri kita baik kepada orang lain maupun diri kita sendiri.
e.         Feedback Messages
Keseluruhan dari proses komunikasi antarpribadi adalah kita saling memberi umpan balik, pesan dikirimkan kembali kepada pembicara atas reaksi yang telah dikatakan. Umpan balik memberitahukan kepada penanya apa pengaruh dari pesan bagi pendengarnya. Umpan balik ini digunakan sebagai dasar oleh pembicara untuk mengatur,memodifikasi,memperkuat,menegaskan atau mengubah konteks pesan.
Umpan balik dapat berasal dari diri sendiri atau dari orang lain. Saat mengirimkan pesan kita juga mendengarkan diri sendiri : kita mendengarkan apa yang kita katakan, merasakan apa yang kita lakukan dan melihat apa yang kita tulis. Sebagai tambahan dari umpan balik diri sendiri, kita mendapat umpan balik dari orang lain.
f.         Channel
Channel adalah media dimana pesan melintas. Bisa dianalogikan sebagai jembatan yang menghubungkan antara sumber dan penerima.Komunikasi biasanya menggunakan lebih dari satu saluran. Misalnya pada saat komunikasi empat mata, kita tidak hanya berbicara dan mendengar tetapi juga menggunakan gesture dan menerima signal virtual. Selain itu channel juga dapat rusak. Misalnya, apabila komunikator atau receiver buta atau tuli. Hal ini tentu akan menghambat penyampaian pesan.
g.        Noise
Noise adalah gangguan yang terjadi pada saat proses penyampaian pesan dan dapat menghambat proses komunikasi. Noise dapat berupa fisik (suara gaduh, orang yang batuk dll),prasangka maupun kesalahpahaman. Salah satu konsep dalam memahami noise dan kepentingannya dalam komunikasi adalah signal-to-noise ratio. Signal yang diberi makna adalah informasi yang dianggap penting dan noise adalah informasi yang tidak berguna.
h.        Ethics
Dikarenakan adanya konsekuensi atau dampak, komunikasi juga melibatkan etika. Setiap kegiatan komunikasi memiliki dimensi moral dan norma-norma kebenaran. Proses komunikasi harus dibarengi oleh etika dan juga keefektifan serta kepuasan.

Faktor-faktor yang mem pengaruhi individu dalam KAP
Komunikasi antarpribadi dimulai dari diri individu. Tampilan komunikasi yang muncul dalam setiap kita berkomunikasi mencerminkan kepribadian dari setiap individu yang berkomunikasi. Pemahaman terhadap proses pembentukan keperibadian setiap pihak yang terlibat dalam komunikasi menjadi penting dan mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Tampilan komunikasi yang teramati/tampak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak terlihat, tapi terasa pengaruhnya, yaitu:
a.         Meaning (makna).
Ketika simbol ada, maka makna itu ada dan bagaimana cara menanggapinya. Intonasi suara, mimik muka, kata-kata, gambar dsb. Merupakan simbol yang mewakili suatu makna. Misalnya intonasi yang tinggi dimaknai dengan kemarahan, kata pohon mewakili tumbuhan dsb.
b.        learning.
Interpretasi makna terhadap simbol muncul berdasarkan pola-pola komunikasi yang diasosiasikan pengalaman, interpretasi muncul dari belajar yang diperoleh dari pengalaman. Interpretasi muncul disegala tindakan mengikuti aturan yang diperoleh melalui pengalaman.
Pengalaman merupakan rangkaian proses memahami pesan berdasarkan yang kita pelajari. Jadi makna yang kita berikan merupakan hasil belajar. Membaca, menulis, menghitung adalah proses belajar dari lingkungan formal. Jadi, kemampuan kita berkomunikasi merupakan hasil learning (belajar) dari lingkungan.
c.         Subjectivity.
Pengalaman setiap individu tidak akan pernah benar-benar sama, sehingga individu dalam meng-encode (menyusun atau merancang) dan men-decode (menerima dan mengartikan) pesan tidak ada yang benar-benar sama. Interpretasi dari dua orang yang berbeda akan berbeda terhadap objek yang sama.
d.        Negotiation.
Komunikasi merupakan pertukaran symbol. Pihak-pihak yang berkomunikasi masing-masing mempunyai tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Dalam upaya itu terjadi negosiasi dalam pemilihan simbol dan makna sehingga tercapai saling pengertian. Pertukaran simbol sama dengan proses pertukaran makna. Dan masing-masing pihak harus menyesuaikan makna satu sama lain.
e.         Culture.
Setiap individu adalah hasil belajar dari dan dengan orang lain. Individu adalah partisipan dari kelompok, organisasi dan anggota masyarakat Melalui partisipasi berbagi simbol dengan orang lain, kelompok, organisasi dan masyarakat. Simbol dan makna adalah bagian dari lingkungan budaya yang kita terima dan kita adaptasi. Melalui komunikasi budaya diciptakan, dipertahankan dan dirubah. Budaya menciptakan cara pandang (point of view).
f.         Interacting levels and context.
Komunikasi antar manusia berlangsung dalam bermacam konteks dan tingkatan. Lingkup komunikasi setiap individu sangat beragam mulai dari komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, dan massa.
g.        Self Reference.
Perilaku dan simbol-simbol yang digunakan individu mencerminkan pengalaman yang dimilikinya, artinya sesuatu yang kita katakan dan lakukan dan cara kita menginterpretasikan kata dan tindakan orang adalah refleksi makna, pengalaman, kebutuhan dan harapan-harapan kita.
h.        Self Reflexivity.
Kesadaran diri (self-cosciousnes)merupakan keadaan dimana seseorang memandang dirinya sendiri (cermin diri) sebagai bagian dari lingkungan. Inti dari proses komunikasi adalah bagaimana pihak-pihak memandang dirinya sebagai bagian dari lingkungannya dan itu berpengaruh pada komunikasi.
i.          Inevitability.
Kita tidak mungkin tidak berkomunikasi. Walaupun kita tidak melakukan apapun tetapi diam kita akan tercermin dari nonverbal yang terlihat, dan itu mengungkap suatu makna komunikasi.

Fungsi Komunikasi Antar Pribadi
Fungsi Sosial
ü    Untuk kebutuhan biologis dan psikologis
ü    Untuk memenuhi kewajiban sosial
ü    Mengembangkan hubungan timbal balik
ü  Untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu diri sendiri
ü    Menangani konflik
Fungsi Pengambilan Keputusan
Ø  Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi
Ø  Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain














KELEMAHAN DAN KELEBIHAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang. Setelah kita memahami pengertian komunikasi antarpribadi, dalam perjalanannya antara komunikasi antarpribadi kepada sebuah konsep diri sebaiknya kita memberikan sedikit pemarapan tentang ciri komunikasi antarpribadi yang efektif menurut Kumar (Wiryanto, 2005: 36) dan De vito (Sugiyo, 2005: 4) adalah sebagai berikut :
1.        Keterbukaan (Opennes)
Sikap keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, yang penting adalah adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah yang umum, agar orang lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita sehingga komunikasi akan mudah dilakukan.
Dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur dan terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya.
Keterbukaan atau sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif. Keterbukaan adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan untuk memberikan tanggapan kita di masa kini tersebut.
Johnson Supratiknya, (1995: 14) mengartikan keterbukaan diri yaitu membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita terhadap kejadiankejadian yang baru saja kita saksikan.
Secara psikologis, apabila individu mau membuka diri kepada orang lain, maka orang lain yang diajak bicara akan merasa aman dalam melakukan komunikasi antarpribadi yang akhirnya orang lain tersebut akan turut membuka diri.
Brooks dan Emmert (Rahmat, 2005: 136) mengemukakan bahwa karakteristik orang yang terbuka adalah sebagai berikut:
a.            Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan keajegan logika.
b.            Membedakan dengan mudah, melihat nuansa, dsb.
c.            Mencari informasi dari berbagai sumber
d.           Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya.
Misalnya dalam komunikasi antarpribadi satu sama lain mengungkapkan semua isi hatinya dan tujuannya seperti curhat kepada teman dekat, curhat kepada ibu. Contoh lain adalah menghargai dan menerima kritikan sebagai bagian dari proses pendewasaan terhadap diri sendiri.
2.        Positif (Positiveness)
Memiliki perilaku positif yakni berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Rasa positif merupakan kecenderungan seseorang untuk mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah yang berlebihan, menerima diri sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk mengatasi persoalan, peka terhadap kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah diterima. Dapat memberi dan menerima pujian tanpa pura-pura memberi dan menerima penghargaan tanpa merasa bersalah.
Sugiyo (2005: 6) mengartikan bahwa rasa positif adalah adanya kecenderungan bertindak pada diri komunikator untuk memberikan penilaian yang positif pada diri komunikan. Dalam komunikasi antarpribadi hedaknya antara komunikator dengan komunikan saling menunjukkan sikap positif, karena dalam hubungan komunikasi tersebut akan muncul suasana menyenangkan, sehingga pemutusan hubungan komunikasi tidak dapat terjadi. Rahmat (2005: 105) menyatakan bahwa sukses komunikasi antarpribadi banyak tergantung pada kualitas pandangan dan perasaan diri; positif atau negatif. Pandangan dan perasaan tentang diri yang positif, akan lahir pola perilaku komunikasi antarpribadi yang positif pula. Contoh : dalam berkomunikasi antar individu selalu berlaku jujur dan selalu berperasangka baik terhadap orang yang di ajak komunikasi. 
Contoh lain misalnya sam adalah anak yang rajin, ia optimis dengan belajar yang tekun dan rajin, maka dia akan berhasil dan sukses.
3.        Kesamaan (Equality)
Keefektifan komunikasi antarpribadi juga ditentukan oleh kesamaan-kesamaan yang dimiliki pelakunya. Seperti nilai, sikap, watak, perilaku, kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya. Contoh : seorang siswa SMP akan lebih bisa terbuka kepada teman sebayanya di bandingkan kepada kakak atau adik kelasnya.
Contoh lain seperti murid laki-laki dan murid perempuan sama derajat dan kedudukannya di sekolah adalah sebagai siswa, maka tidak ada perbedaan yang mengakibatkan salah satunya merasa terdiskriminasi.
Kesetaraan merupakan perasaan sama dengan orang lain, sebagai manusia tidak tinggi atau rendah, walaupun terdapat perbedaan dalam kemampuan tertentu, latar belakang keluarga atau sikap orang lain terhadapnya. Rahmat (2005: 135) mengemukakan bahwa persamaan atau kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis, tidak menunjukkan diri sendiri lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual kekayaan atau kecantikan. Dalam persamaan tidak mempertegas perbedaan, artinya tidak mengggurui, tetapi berbincang pada tingkat yang sama, yaitu mengkomunikasikan penghargaan dan rasa hormat pada perbedaan pendapat merasa nyaman, yang akhirnya proses komunikasi akan berjalan dengan baik dan lancar.

4.        Empati (Empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. dalam arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain. Contoh : Dua jurnalis yang dikirim pada suatu kasus sosial. Dua jurnalis ini sama-sama memiliki ilmu yang hebat dalam jurnalistik. Pembedanya adalah, salah satu jurnalistik ini hanya terpaku pada pedoman jurnalistik tanpa mempedulikan keadaan lingkungan sekitar, karena itu informasi yang ia peroleh hanyalah berasal dari orang-orang yang benar-benar mau bekerja sama dengannya. Berbeda dengan jurnalis lainnya. Ia berusaha mendekatkan diri pada korban, keluarga korban, dan kerabat dekatnya, ia juga merasakan hal yang sama dirasakan oleh korban, karena itu bagi keluarga korban dan kerabat-kerabatnya, jurnalis tersebut merupakan teman yang baik, dan bisa untuk berbagi kesedihan. Inilah perbedaan mendasar dari dua orang jurnalis dengan sudut pandang hati nurani.
Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung kondusif apabila komunikator (pengirim pesan) menunjukkan rasa empati pada komunikan (penerima pesan). Menurut Sugiyo (2005: 5) empati dapat diartikan sebagai menghayati perasaan orang lain atau turut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Sementara Surya (Sugiyo, 2005: 5) mendefinisikan bahwa empati adalah sebagai suatu kesediaan untuk memahami orang lain secara paripurna baik yang nampak maupun yang terkandung, khususnya dalam aspek perasaan, pikiran dan keinginan. Individu dapat menempatkan diri dalam suasana perasaan, pikiran dan keinginan orang lain sedekat mungkin apabila individu tersebut dapat berempati. Apabila empati tersebut tumbuh dalam proses komunikasi antarpribadi, maka suasana hubungan komunikasi akan dapat berkembang dan tumbuh sikap saling pengertian dan penerimaan.
Menurut Winkel (1991: 175) bahwa empathy yaitu, konselor mampu mendalami pikiran dan menghayati perasaan siswa, seolah-olah konselor pada saat ini menjadi siswa, tanpa terbawa-bawa sendiri oleh semua itu dan kehilangan kesadaran akan pikiran serta perasaan pada diri sendiri.
5.        Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan yang lainnya saling memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan. Contoh : ketika dua orang sahabat mengikuti tes masuk perkuliahan, maka satu sama lain akan memberikan dukungan supaya keduanya diterima di universitas yang diinginkannya.
Dalam komunikasi antarpribadi diperlukan sikap memberi dukungan dari pihak komunikator agar komunikan mau berpartisipasi dalam komunikasi. Hal ini senada dikemukakan Sugiyo (2005: 6) dalam komunikasi antarpribadi perlu adanya suasana yang mendukung atau memotivasi, lebih-lebih dari komunikator. Rahmat (2005 :133) mengemukakan bahwa “sikap supportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif”. Orang yang defensif cenderung lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikan dari pada memahami pesan orang lain.
Komunikasi interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Kita dapat menyatakan komunikasi akan lebih efektif bila para komunikan saling menyukai. Dalam pendidikan, atraksi interpersonal telah diteliti pengaruhnya terhadap prestasi akademis. Lott dan lott (1966) menemukan bahwa murid-murid belajar bahasa spanyol lebih cepat bila bekerja sama dengan orang-orang yang mereka senangi. Nelson dan Neadow (1971) membuktikan dengan eksperimen bahwa pasangan mahasiswa yang mempunyai sikap yang sama membuat prestasi yang baik dalam mengerjakan tugas-tugas mekanis dibandingkan dengan pasangan yang mempunyai sikap yang berlaian.
Maka dalam hal ini komunikasi antar personal akan berjalan secara efektif bila komunikan dan komunikator saling menyukai atau dengan kata lain tertanam hubungan emosional yang kuat dan baik.

Mau tahu dan cara panduan Berbisnis Online?? Klik Daftar.


2 comments:

  1. That is very fascinating, You are a very skilled blogger.
    I have joined your feed and stay up for iin the hunt for extra of your magnificent post.
    Also, I've shared your web site in my social networks

    ReplyDelete
  2. I think the admin of this website is in facht working hard in favor of his website, as here every information is
    quality based data.

    ReplyDelete